Apindo NTT Sesalkan Pemadaman Listrik

id PLN

Apindo NTT Sesalkan Pemadaman Listrik

Efek dari pemadaman listrik yang dilakukan PT PLN (Persero) Kupang, NTT

"Kita boleh bersabar, tetapi ini (pemadaman) sudah melampaui ambang batas kewajaran," kata Robby Rawis.
Kupang (Antara NTT) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Nusa Tenggara Timur menyatakan penyesalannya dengan tindakan pemadaman listrik yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) sejak Januari 2017, meskipun sudah ada pembangkit dari kapal listrik yang disewa pemerintah Indonesia dari Turki.

"Kita boleh bersabar, tetapi ini (pemadaman) sudah melampaui ambang batas kewajaran, namun PLN sendiri tidak pernah memberi penjelasan resmi mengenai tindakan pemadaman tersebut," kata Sekretaris Apindo Nusa Tenggara Timur Robby Rawis ketika ditemui di Kupang, Senin.

Hal ini disampaikannya menanggapi sering terjadinya pemadamam listrik secara bergilir kepada para pelanggan di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang, padahal daya listrik di Kupang sudah sangat surplus dengan hadirnya kapal pembangkit listrik berdaya 60 MW dari total daya seluruhnya sebesar 120 MW..

Robby mengatakan sampai sejauh ini, dirinya bersama sejumlah pengusaha lainnya sudah sering berdiskusi mengenai masalah kelistrikan di Kota Kupang dan sekitarnya yang hingga kini masih terus saja terjadi pemadaman, padahal pemerintah sudah mendatangkan sebuah kapal listrik dari Turki untuk mengatasi krisis listrik di daratan Pulau Timor.

Ia sendiri mencontohkan akibat pemadaman listrik berulang-ulang berakibat pada tidak beroperasinya PT. Semen Kupang sejak Januari lalu.

"Mesin di PT. Semen Kupang, itu membutuhkan waktu yang lama untuk dipanaskan sebelum beroperasi. Sehingga kalau terjadi pemadaman maka otomatis pengoperasiaannya juga akan membutuhkan waktu yang lama," tambahnya.

Ia juga menyatakan bahwa masalah cuaca tidak menjadi alasan yang kuat untuk membela diri, karena memang jika terjadi pemadaman saat musim hujan mungkin bisa saja dimaklumi, mungkin karena ada pohon tumbang yang menghantam jaringan listrik dan sebagainya.

Namun, pemadaman listrik juga terjadi saat panas terik dan tidak ada hujan dan angin, sehingga terkadang membuat barang-barang elektronik rusak. "Kalau pemadaman terjadi pada musim panas, apa alasan dari PLN yang hendak dikatakan," ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengharapkan agar PLN sudah seharusnya menyiapkan dari jauh-jauh hari berbagai perlengkapan atau spare part yang dapat dihubungkan dari kapal ke jaringan di darat sehingga tidak ada istilah coba-coba yang berakibat pada rusaknya barang-barang elektronik milik konsumen.

Yuli, salah seorang warga Oesapa di Kota Kupang ditemui di rumahnya mengatakan, pemadaman listrik di Oesapa sudah terjadi sejak malam pukul 20.00 Wita waktu setempat hingga kini belum menyala kembali.

"Sebelumnya dua hari lalu, listrik di daerah ini juga setiap lima menit padam, kemudian nyala lagi, kemudian padam lagi sampai lima kali, yang berujung pada rusaknya kulkas saya," tuturnya.

Ia juga bingung harus mengadu ke siapa soal masalah ini, karena masalah listrik tersebut hingga saat ini belum selesai juga.