Petani Sumba Timur diarahkan ke laut antisipasi rawan pangan

id Rawan pangan

Petani Sumba Timur diarahkan ke laut antisipasi rawan pangan

Pengembangan usaha dan budidaya rumput laut. (ANTARA/HO-KKP)

"Untuk masyarakat pesisir, kami mendorong mereka untuk melakukan budidaya rumput laut, sehingga hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," kata Gideon Mbilijora..
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumba Timur terus mengarahkan dan mendorong para petani di wilayah pesisir pulau itu untuk beralih ke laut dengan melakukan budidaya rumput laut, untuk mengantisipasi rawan pangan.

"Untuk masyarakat pesisir, kami mendorong mereka untuk melakukan budidaya rumput laut, sehingga hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," kata Bupati Sumba Timur Gideon Mbilijora ketika dihubungi dari Kupang, Selasa (4/2).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan langkah antisipasi pemerintah terhadap kemungkinan terjadinya gagal panen dan gagal tanam, yang bisa berdampak pada rawan pangan akibat minimnya curah hujan di daerah itu.

Baca juga: Kekeringan tak berdampak rawan pangan di NTT
Baca juga: Kepala daerah wajib petakan rawan pangan di wilayah kerjanya


Menurut dia, sampai saat ini hanya di beberapa tempat di wilayah itu yang sudah turun hujan, sementara sebagian wilayah lainnya belum ada hujan.

Kalaupun ada hujan, hanya hujan lokal dan berlangsung sangat singkat dan dilanjutkan dengan panas selama berhari-hari, sehingga petani tidak bisa menanam, katanya.

"Jadi untuk petani yang berada di wilayah pesisir, pemerintah siapkan benih rumput laut supaya mereka bisa kembangkan," katanya.

Pemerintah berupaya mengoptimalkan daerah aliran sungai (DAS) serta sumur-sumur bor yang ada untuk mengairi daerah persawahan, katanya.

Upaya lain yang akan dilakukan pemerintah adalah memperbanyak proyek padat karya untuk membantu menambah pendapatan masyarakat, jika terjadi rawan pangan, katanya.
Rakyat Sudan Selatan mencari ikan di sungai. FAO mencatat negara kaya minyak di Afrika itu selama enam tahun ini rawan pangan akibat konflik elit politik berkepanjangan. (fao.org/south-sudan)