Sabu Raijua kekurangan BBM

id AMPS terbakar

Sabu Raijua kekurangan BBM

Sebuah Agen Premium Minyak Solar (APMS) di Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, NTT terbakar, Rabu (12/02/2020), namun penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan polisi. (ANTARA Foto/HO-BPBD Sabu Raijua)

“Pasokan BBM untuk Sabu Raijua memang berkurang akibat terbakarnya APMS tersebut, namun kami bersyukur karena masih ada stok BBM di gudang penyimpanan yang lain," kata Nikodemus..

Kupang (ANTARA) - Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke mengakui bahwa wilayahnya saat ini sangat kekurangan Bahan Bakar Minyak (BBM) akibat terbakarnya sebuah Agen Premium Minyak Solar (APMS) di Pulau Sabu yang berhadapan dengan Samudera Hindia itu.

“Pasokan BBM untuk Sabu Raijua memang berkurang akibat terbakarnya APMS tersebut, namun kami bersyukur karena masih ada stok BBM di gudang penyimpanan yang lain," kata Nikodemus ketika dihubungi Antara dari Kupang, Jumat (14/2).

Pernyataan Nikodemus tersebut terkait dengan dampak dari terbakarnya APMS di salah satu pulau terdepan nusantara di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.

Kebakaran itu telah melenyapkan sebanyak 10 tangki BBM jenis premium, 70 drum pertalite, dan 25 drum pertamax yang merupakan jatah untuk Sabu Raijua.

Baca juga: Sebuah APMS di Sabu Raijua terbakar
Baca juga: Kerugian akibat terbakarnya APMS di Sabu Raijua capai Rp1 miliar


Meskipun demikian, kata Bupati Nikodemus, kekhawatiran akan kelangkaan BBM itu bisa terobati setelah diketahui bahwa masih ada stok BBM yang tersimpan di gudang lain.

“Saya juga sudah berkoordinasi dengan pemilik APMS Antoni Niti Susanto di Kupang untuk mengatasi dampak kekurangan BBM dengan mengirim kuota sisa bulan Februari ke Sabu Raijua,” katanya.

“Selain itu jatah BBM untuk Maret juga kami minta agar kalau bisa dikirim pada akhir Februari ini untuk memastikan pasokan tetap lancar,” tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, sebuah APMS di Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur terbakar pada Rabu (12/2/2020) siang.

Hasil pendataan Kepolisian setempat mencatat kerugian akibat peristiwa tersebut mencapai Rp1 miliar dan hingga saat ini masih dilakukan penyelidikan untuk mencari tahu penyebab kebakaran itu.

Baca juga: Perlu Tambahan APMS di Pulau Sabu
Baca juga: Polisi Sabu Raijua selidiki terbakarnya APMS