Seluruh pramuwisata kehilangan mata pencaharian

id hpi ntt,corona,ntt,kupang

Seluruh pramuwisata kehilangan mata pencaharian

Ketua DPD HPI NTT, Agus Bataona. ANTARA/Bernadus Tokan

Kami sebagai garda terdepan atau duta pariwisata NTT dan Indonesia, saat ini sedang kehilangan mata pencaharian. Kami sedang bertahan dalam penderitaan dengan apa adanya
Kupang (ANTARA) - Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Agus Bataona mengatakan, seluruh anggota pramuwisata di daerah provinsi berbasis kepulauan itu, saat ini kehilangan mata pencaharian sebagai dampak dari COVID-19.

"Kami sebagai garda terdepan atau duta pariwisata NTT dan Indonesia, saat ini sedang kehilangan mata pencaharian. Kami sedang bertahan dalam penderitaan dengan apa adanya," kata Agus Bataona kepada ANTARA di Kupang, Jumat (18/4).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan nasib pramuwisata NTT, dan rencana pemerintah memberikan bantuan bagi para pekerja di sektor pariwisata yang terdampak pandemi.

Agus Bataona mengatakan, telah mendapat informasi mengenai rencana pemberian bantuan bagi pekerja di sektor pariwisata oleh pemerintah.

"Kami sangat senang dan tentu mengapresiasi kebijakan Presiden Jokowi menyiapkan program perlindungan sosial bagi para pekerja di sektor pariwisata yang terdampak COVID-19," katanya.

Baca juga: ASITA NTT harapkan kebijakan pemerintah tak abaikan pariwisata
Baca juga: Cegah COVID-19, ASITA NTT bantu 1.000 masker


Menurut dia, HPI NTT beranggotakan pramuwisata/tour guide sejumlah 511 orang berlisensi legal.

Dia mengatakan, bentuk program perlindungan sosial yang diharapkan dan sangat dibutuhkan adalah bantuan langsung tunai (BLT) berupa fresh money untuk beberapa bulan ke depan.

"Kami hanya butuh untuk bisa belanja kebutuhan dasar kami saja. Kami sangat mengharapkan untuk tidak ditunda-tunda karena ini prioritas dan paling urgen," katanya menambahkan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan program perlindungan sosial bagi para pekerja di sektor pariwisata yang terdampak pandemi virus corona baru atau COVID-19.

"Langkah-langkah mitigasi perlu secepatnya dilakukan, pertama program perlindungan sosial bagi pekerja yang bekerja di sektor pariwisata ini betul-betul harus dipastikan ada dan sampai kepada sasaran," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Kamis, (16/4).

"Kita tahu dampak yang paling berat dirasakan dan pertama dirasakan karena COVID-19 ini adalah dunia pariwisata, baik yang terkena itu hotel, restoran, maupun yang menyangkut rakyat yaitu barang-barang kerajinan yang dijajakan di sana," tambah Presiden Jokowi.