Guru Wajib Membaca Buku

id Buku

Guru Wajib Membaca Buku

Guru dan murid sedang membaca

Pemerintah mewajibkan siswa dan guru di daerah ini untuk membaca buku selama 10 hingga 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai, sebagai upaya meningkatkan minat baca.
Kupang (Antara NTT) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur mewajibkan siswa dan guru di daerah ini untuk membaca buku selama 10 hingga 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai, sebagai upaya meningkatkan minat baca.

"Pemerintah NTT sudah mengeluarkan edaran kepada seluruh kepala sekolah agar memanfaatkan waktu 10 hingga 15 menit setiap hari untuk membaca buku di sekolah. Membaca buku dilakukan sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Buku apa saja yang bersifat mendidik harus dibaca," kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Alosius Min, Jumat, ketika ditemui di Kupang.

Min mengatakan hal itu terkait upaya pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam mendukung hari buku nasional yang jatuh 17 Mei 2017 lalu.

Dia menjelaskan, membaca buku secara rutin dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki seorang siswa.

"Membaca buku di sekolah tidak saja berlaku bagi siswa tetapi guru juga harus melakukan yang sama di hadapan murid, sehingg guru mendapat ilmu yang baru setelah membaca buku," kata Min.

Min mengatakan, semangat membaca buku harus dimulai dari masyarakat dengan membaca buku yang ada kaitanya dengan sumber ilmu pengetahun.

"Kita sudah mencanangkan gerakan literasi di NTT. Gerakan ini tidak saja membaca tetapi juga menulis. Kebiasaan masyarakat NTT bisa membaca namun sulit menulis karena prinsip literasi bisa membaca dan menulis sehingga gerakan ini diharapkan mampu mendorong masyarakat NTT dalam meningkatkan minat membaca buku," kata Min.

Ia mengatakan, dalam mendorong minat membaca buku bagi masyarakat NTT tidak saja dilakukan oleh pemerintah tetapi media massa juga harus memiliki peran dalam mewujudkan masyarakat NTT cinta buku.

"Apabila media ikut mendorong program membaca buku maka bisa menjadi kesadaran bersama tentang pentingnya membaca buku," ujar Min.

Berdasarkan penelitian menunjukan minat membaca buku masyarakat NTT sangat rendah.

"Hasil penelitian menunjukan minat membaca rendah namun minat menonton TV sangat tinggi, sehingga perlu mengaungkan kembali tentang semangat membaca buku agar ilmu pengetahuan yang dimiliki siswa di berbagai lembaga pendidikan di NTT semakin memadai," kata Min.

Pemerintah NTT lanjutnya, segera mengingatkan kembali seluruh kepala sekolah di provinsi berbasis kepulauan ini untuk menggelorakan semangat membaca buku di sekolah sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.