Keputusan ASN masuk kerja tentu melalui kajian

id pdui ntt,dokter teda litik,asn,covid19,asn ntt

Keputusan ASN masuk kerja tentu melalui kajian

Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), Provinsi NTT, dokter Teda Litik. (ANTARA/HO-Istimewa)

Menurut saya, keputusan Gubernur untuk ASN masuk kerja, begitu juga di Kota Kupang yang mulai hari ini, Jumat, (15/5) masuk kantor, tentu sudah melalui kajian dan pertimbangan banyak aspek
Kupang (ANTARA) - Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Provinsi NTT, dokter Teda Litik mengatakan, keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengaktifkan ASN kembali masuk bekerja, tentu sudah melalui kajian dan pertimbangan dari banyak aspek.

"Menurut saya, keputusan Gubernur untuk ASN masuk kerja, begitu juga di Kota Kupang yang mulai hari ini, Jumat, (15/5) masuk kantor, tentu sudah melalui kajian dan pertimbangan banyak aspek," kata Teda Litik kepada ANTARA di Kupang, Sabtu, (16/5).

Baca juga: Wagub sebut ASN di NTT mulai masuk kantor pekan depan
Baca juga: PDIP harapkan gubernur tinjau kembali kebijakan aktifkan ASN bekerja


Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan kebijakan Gubernur NTT untuk mengaktifkan kembali ASN untuk kembali bekerja di kantor mulai 18 Mei 2020, di tengah kasus positif COVID-19 yang terus meningkat.

Menurut dia, walaupun masih dalam masa pandemik, bahkan kurva NTT sedang menanjak, namun dengan segala persiapan penanganan yang sudah terpola baik, maka pemda berani membuka peluang kembali ke kantor seperti normal.

"Tentu saja, semua staf diharapkan tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan," ucapnya.

Dia mengatakan, kepatuhan ini harus disertai dengan fasilitasi dari pimpinan unit masing-masing, agar tetap menjaga jarak 1,5 meter paling sedikit.

Selain menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dimana semua kantor sudah harus menyiapkan air yang mudah di akses.

"Sesungguhnya kesehatan kita sangat bergantung dari kepedulian kita masing-masing. Siapa pun kita berisiko untuk terinfeksi dan sakit," ujarnya.

Apalagi datanya sudah menunjukan bahwa COVID-19 menyerang kelas menengah atas.

"Artinya mau rakyat jelata dan orang-orang kaya tidak ada yang bisa lolos kalau tidak peduli dengan aturan-aturan yang ada," tuturnya.

Menurut dia, seluruh aturan protokol kesehataan yang dikeluarkan WHO, dan dijadikan standar seluruh negara dibuat berdasarkan hasil kajian ilmiah, sehingga mudah saja kita patuhi agar terhindar dari segala risiko terjangkit dan sakit bahkan bisa fatal.