Pengamat harapkan pemberdayaan ekonomi atasi dampak COVID-19 di NTT tepat sasaran

id NTT,UKAW Kupang,Pengamat ekonomi,Penanganan dampak COVID-19 di NTT

Pengamat harapkan pemberdayaan ekonomi atasi dampak COVID-19 di NTT tepat sasaran

Pengamat ekonomi dari Univesitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang Dr Frits Fanggidae. (ANTARA/Istimewa)

Khusus untuk pemberdayaan ekonomi dalam penanganan dampak COVID-19 ini, penentuan sasaran yang tepat menjadi sangat penting

Kupang (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang Dr Frits Fanggidae berharap, program pemberdayaan ekonomi untuk penanganan dampak COVID-19 yang digulirkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur tepat sasaran.

"Khusus untuk pemberdayaan ekonomi dalam penanganan dampak COVID-19 ini, penentuan sasaran yang tepat menjadi sangat penting," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat (12/6).

Ia mengatakan hal itu menanggapi program pemberdayaan ekonomi yang digulirkan Pemerintah Provinsi NTT untuk penanganan dampak COVID-19 dengan alokasi anggaran Rp605 miliar.

Baca juga: Pengamat sebut padat karya bukan pemberdayaan ekonomi

Baca juga: Pengamat dorong pemberdayaan ekonomi untuk atasi krisis permintaan

Frits Fanggidae mengatakan penggunaan anggaran itu harus tepat sasaran. "Artinya menyasar sektor ekonomi yang bisa menghasilkan sesuatu dengan cepat," katanya.

Ia mengatakan para pelaku ekonomi yang dibantu adalah mereka yang dipastikan siap menghasilkan barang dan jasa, serta pendapatan.

Menurut dia, jangan sampai program pemberdayaan ekonomi yang digulirkan menyasar sektor-sektor yang menghasilkan sesuatu dalam jangka waktu yang panjang.

"Kita bikin irigasi, buka sawah, tanam terus kapan dipanen. Ini waktunya terlalu panjang sementara krisis akibat pandemi COVID-19 ini perlu penanganan dalam waktu singkat," katanya.

Frits Fanggidae mengatakan pemerintah provinsi memang belum memaparkan menu atau rincian terkait dengan apa saja yang disasar dalam program pemberdayaan ekonomi.

Namun, katanya, prinsipnya bahwa sasaran yang harus dituju adalah para pelaku ekonomi yang kehilangan pendapatan atau pekerjaan sehingga mereka bisa bekerja kembali untuk menghasilkan pendapatan.

"Dan ketika sudah pendapatan maka bisa merangsang pengeluaran atau belanja sehingga permintaan bisa meningkat kembali," katanya.

Baca juga: Pengamat khawatir kalau ekonomi NTT akan memburuk