BUMDes di NTT dibina pasarkan produk secara digital

id NTT,Kemendes PDTT,BUMDes,digitalisasi BUMDes,BUMDes NTT

BUMDes di NTT dibina pasarkan produk secara digital

Koordinator P3MD Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Kandidatus Angge. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Kami bekerja sama dengan Dinas PMD Provinsi NTT untuk membina dan mendorong sebanyak 100 BUMDes agar mereka bisa memperluas pemasaran produknya ke luar NTT melalui skema digitalisasi
Kupang (ANTARA) - Sebanyak 100 unit Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Provinsi Nusa Tenggara Timur diberikan pembinaan agar mampu memperluas pemasaran berbagai produk unggulannya ke luar NTT secara digital.

"Kami bekerja sama dengan Dinas PMD Provinsi NTT untuk membina dan mendorong sebanyak 100 BUMDes agar mereka bisa memperluas pemasaran produknya ke luar NTT melalui skema digitalisasi," kata Koordinator P3MD Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Wilayah Provinsi NTT Kandidatus Angge ketika dihubungi di Kupang, Senin, terkait pemberdayaan ekonomi melalui BUMDes di NTT.

Baca juga: Tiga kabupaten di NTT jadi lokasi pengembangan bumdes

Ia mengatakan upaya ini dilakukan untuk mewujudkan target pemerintah provinsi  NTT agar sedikitnya ada 100 BUMDes yang didorong untuk bisa mengakses pasar di luar NTT secara digital pada 2021.

Ia menjelaskan, 100 BUMDes ini sudah teridentifikasi dan dibina untuk mengembangkan usaha dengan beragam komoditi unggulan yang dihasilkan seperti, hortikultura, kopi, cokelat, minyak goreng, tenun, dan sebagainya.

"Jadi mereka sudah memiliki basis usaha riil sehingga kita dorong secara kuat agar mampu berekspansi sampai pasar luar NTT dengan skema digitalisasi yang disesuaikan dengan produk unggulan masing-masing," katanya.

Kandidatus mencontohkan dua BUMDes di NTT yang cukup berhasil mengembangkan pemasaran produk secara digital yakni BUMDes Tujuh Maret di Desa Hadakewa, Kabupaten Lembata, yang menghasilkan olahan ikan teri dan BUMDes Au Wula di Desa Detusoko Barat, Kabupaten Ende, yang berusaha hortikultura.

"Kita ingin semakin banyak BUMDes di NTT yang mengikuti jejak kedua BUMDes ini, oleh karena itu saat ini kami fokus pada 100 BUMDes yang diharapkan terus bertambah ke depan," katanya.

Baca juga: BUMDes hanya dinikmati kelompok kecil masyarakat

Dari 3.026 desa di NTT, tambahnya, terdapat sebanyak 2.114 desa yang telah memiliki BUMDes,  di antaranya 600-an BUMDes sudah masuk dalam skema digitalisasi dengan mendapat kodifikasi langsung dari Kementerian Desa PDTT.

"Target besar kita 600an desa ini secara bertahap kita dorong agar ke depan bisa mengakses pasar ke luar," katanya.