Pemprov NTT sebut air jadi masalah pengembangan tanaman jagung
Realisasi program TJPS di NTT hanya bisa tercapai 1.300 haktare yang telah ditanami tanaman jagung. Pengembangan tanaman jagung tidak dapat dilakukan secara optimal karena terkendala air yang terbatas,
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Nusa Tenggara Timur menyebutkan realisasi program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) pada 2020 hanya mencapai 1.300 haktare dari target 10.000 haktare yang direncanakan untuk ditanami tanaman jagung karena terkendala air yang terbatas.
"Realisasi program TJPS di NTT hanya bisa tercapai 1.300 haktare yang telah ditanami tanaman jagung. Pengembangan tanaman jagung tidak dapat dilakukan secara optimal karena terkendala air yang terbatas," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Jelamu kepada wartawan di Kupang, Selasa (29/12).
Marius mengatakan hal itu terkait realisasi program TJPS yang dilaksanakan dalam kepemimpinan Viktor Bungtilu Laiskodat-Josef A Nae Soi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.
Baca juga: NTT targetkan produksi jagung 33 ribu ton lewat program TJPS
Pemerintah NTT, tambahnya, mulai fokus mengembangkan tanaman jagung pada lahan 10.000 tersebar di Pulau Sumba, Timor, Flores dan Rote serta Alor.
Menurut dia, pengembangan tanaman jagung melalui program TJPS didukung seluruh pemerintah kabupaten/kota di NTT dengan menyiapkan lahan untuk pengembangan usaha tanaman
Namun, lanjutnya, kekurangan air untuk mengairi tanaman jagung menjadi kendala dihadapi pemerintah NTT dalam pengembangan usaha tanaman jagung di daerah.
Marius berharap pemerintah kabupaten/kota di NTT dapat membantu melakukan pengadaan sumur bor sehingga tanaman jagung yang dikembangkan yang dikembangkan Pemerintah NTT dapat tumbuh dengan baik.
"Pemerintah NTT mendorong kabupaten/kota untuk melakukan pengadaan sumur bor agar usaha pengembangan jagung melalui program TJPS bisa dilakukan dengan baik, sehingga ekonomi petani bisa bertumbuh," katanya.
Baca juga: NTT sediakan 109 traktor dukung program TJPS
"Realisasi program TJPS di NTT hanya bisa tercapai 1.300 haktare yang telah ditanami tanaman jagung. Pengembangan tanaman jagung tidak dapat dilakukan secara optimal karena terkendala air yang terbatas," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Jelamu kepada wartawan di Kupang, Selasa (29/12).
Marius mengatakan hal itu terkait realisasi program TJPS yang dilaksanakan dalam kepemimpinan Viktor Bungtilu Laiskodat-Josef A Nae Soi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.
Baca juga: NTT targetkan produksi jagung 33 ribu ton lewat program TJPS
Pemerintah NTT, tambahnya, mulai fokus mengembangkan tanaman jagung pada lahan 10.000 tersebar di Pulau Sumba, Timor, Flores dan Rote serta Alor.
Menurut dia, pengembangan tanaman jagung melalui program TJPS didukung seluruh pemerintah kabupaten/kota di NTT dengan menyiapkan lahan untuk pengembangan usaha tanaman
Namun, lanjutnya, kekurangan air untuk mengairi tanaman jagung menjadi kendala dihadapi pemerintah NTT dalam pengembangan usaha tanaman jagung di daerah.
Marius berharap pemerintah kabupaten/kota di NTT dapat membantu melakukan pengadaan sumur bor sehingga tanaman jagung yang dikembangkan yang dikembangkan Pemerintah NTT dapat tumbuh dengan baik.
"Pemerintah NTT mendorong kabupaten/kota untuk melakukan pengadaan sumur bor agar usaha pengembangan jagung melalui program TJPS bisa dilakukan dengan baik, sehingga ekonomi petani bisa bertumbuh," katanya.
Baca juga: NTT sediakan 109 traktor dukung program TJPS