Sikka jadi pilot project ekosistem digital perikanan - pertanian

id telkom,digitalisasi nelayan dan pertanian,ntt,gernas bbi

Sikka jadi pilot project ekosistem digital perikanan - pertanian

Seorang petugas PT Telkom memperbaiki kabel yang putus akibat terkena pohon yang roboh dampak dari angin kencang Siklon tropis Seroja di Kota Kupang, NTT, Kamis (15/4/2021). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/aww. (

"Sikka akan dijadikan sebagai pilot project untuk bisa dikembangkan di kabupaten-kabupaten lain di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timu
Kupang (ANTARA) - Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, akan menjadi pilot project program ekosistem digital untuk sektor perikanan dan pertanian yang dikembangkan PT Telkom Indonesia untuk wilayah NTT.

"Sikka akan dijadikan sebagai pilot project untuk bisa dikembangkan di kabupaten-kabupaten lain di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur," kata Kepala Bagian Pengembangan Ekosistem Digital untuk Perikanan dan Pertanian PT Telkom Indonesia (Persero) Kasio di Kupang, Senin, terkait ditetapkannya  NTT menjadi sasaran pengembangan program ekosistem digital untuk sektor perikanan dan pertanian yang dikembangkan PT Telkom Indonesia.

Untuk digitalisasi nelayan, sudah ada di Sukabumi, Trenggalek dan Natuna. Di NTT masih belum penetrasi. Penetrasi bisa dilakukan setelah ada MoU dengan bupati," katanya.

Baca juga: Telkom siapkan program ekosistem digital perikanan -pertanian
Baca juga: Layanan Telkom di NTT mulai berangsur normal pasca Badai Seroja


Menurut dia, ekosistem digital ini "connecting the dots" atau menghubungkan pihak perbankan sebagai penyedia modal pinjaman dan BUMDES yang menjadi penyedia keperluan melaut atau bercocok tanam dan kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu menghubungkan nelayan dan petani dengan pembeli komoditas perikanan dan pertanian.

"Dengan digitalisasi diharapkan nelayan dan petani mempunyai modal untuk sehari-hari dan melaut/bercocok tanam mendapatkan pendampingan dalam melaut dan bercocok tanam sehingga mereka merdeka untuk memilih pembeli dengan harga terbaik," katanya.

Dia menambahkan nelayan maupun petani tidak ada keterpaksaan untuk menjual hasil mereka kepada pihak tertentu yang sebelumnya memberi pinjaman kepada mereka.

"Ini konsep digital dari kami, harapannya bisa diterima oleh pemerintah kabupaten di NTT untuk mensejahterakan nelayan dan petani melalui digitalisasi dari hulu ke hilir," katanya.