BI NTT: Sudah 10 UMKM difasilitasi peroleh sertifikat halal

id NTT,BI NTT,UMKM NTT,sertifikat halal

BI NTT: Sudah 10 UMKM difasilitasi peroleh sertifikat halal

Ilustasi - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT di Jl El Tari Kota Kupang. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

UMKM yang mendapat sertifikat halal ini kami fasilitasi dengan memberikan bimbingan teknis serta pelatihan dalam meningkatkan kualitas produk mereka agar layak di pasaran
Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat sebanyak 10 unit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di NTT sudah difasilitasi untuk mendapatkan sertifikat halal untuk meningkatkan daya saing produk UMKM di pasaran selama periode 2020-2021.

"UMKM yang mendapat sertifikat halal ini kami fasilitasi dengan memberikan bimbingan teknis serta pelatihan dalam meningkatkan kualitas produk mereka agar layak di pasaran," kata Kepala Perwakilan BI NTT I Nyoman Ariawan Atmaja di Kupang, Jumat, (30/7).

Ia menyebutkan ke-10 UMKM yang difasilitasi mendapatkan sertifikat halal yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yakni lima unit UMKM pada 2020 di antaranya Gs Organik, Pemancingan Karya Agri, Madu Timo, Kamboja, dan UMKM Mama Ana.

Selanjutnya lima unit UMKM difasilitasi pada 2021 yakni GS Organik, Timor Moringa, Aroma Kopi Sumba, OG Rumah Produksi dan Mindari.

Ariawan mengatakan dengan kepemilikan sertifikat halal ini maka UMKM dapat memasarkan sebagai produk yang halal bagi semua kalangan di pasaran.

Artinya, kata dia UMKM memiliki nilai tambah terkait kualitas produknya sehingga mampu bersaing hingga pasar global.

Baca juga: Kemenkominfo dorong UMKM NTT lebih adaptif dan kreatif

Lebih lanjut ia mengatakan upaya memfasilitas sertifikat halal bagi UMKM ini merupakan bagian dari komitmen BI mendorong perkembangan ekonomi syariah di NTT.

Baca juga: "Go digital" jadi kunci UMKM raup untung di saat PPKM darurat

BI NTT, kata dia juga terus memberikan edukasi terkait ekonomi syariah sebagai strategi mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun regional.

"Oleh karena itu kita juga melakukan pengembangan ekonomi di pesantren maupun kurasi produk-produk UMKM guna meningkatkan daya saing di pasar yang lebih luas," katanya.