Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur Tini Thadeus mengatakan empat kecamatan di Kabupaten Alor terdeteksi sebagai wilayah rawan banjir selama musim hujan.
"Keempat kecamatan itu di antaranya Kecamatan Pantar Timur, Marotai, Alor Barat Daya (Abad) dan Kecamatan Alor Timur Laut," kata Tini Thadeus ketika dihubungi di Kupang, Minggu.
Ia mengatakan hujan deras yang terjadi selama bulan Januari 2018 telah mengakibatkan terjadinya banjir pada sejumlah kecamatan itu dan menimbulkan berbagai kerusakan.
Ia menyebut seperti banjir Kecamatan Pantar Timur yang mengakibatkan terputusnya gorong-gorong dan tembok penahan abrasi yang patah sekitar 35 meter.
"Tanaman warga di daerah ini juga rusak dan hingga rumah-rumah warga juga terencam banjir," katanya.
Banjir juga mengakibatkan putusnya tembok penahan bahu jalan mencapai belasan meter di Kecamatan Marotai.
Selain itu, dampak kerusakan di Kecamatan Alor Barat Daya seperti terputusnya gorong-gorong dan pipa saluran air minum dan jalan serta jembatan yang roboh.
Putusnya gorong-gorong dan rusaknya tembok penahan, serta longsor akibat banjir juga terjadi di Kecamatan Alor Timor Laut, katanya.
Tini mengatakan BPBD Kabupaten Alor telah melakukan verifikasi lapangan untuk mendata kerugian akibat bencana banjir tersebut.
"Berbagai intervensi bantuan berupa logistik juga sudah disalurkan, kemudian pemanfaatan dana tanggap darurat untuk membangun infrastruktur vital yang rusak meskipun masih bersifat darurat," katanya.
Atas kondisi rawan bencana banjir tersebut, Tini mengimbau agar masyarakat di daerah setempat selalu berwaspada ketika terjadi hujan deras dengan menghindari titik-titik rawan banjir.
"Kita tahu hampir semua daerah kita di NTT itu rawan bencana saat musim cuaca buruk seperti hujan deras, angin kencang dan sebagainya sehingga kami tetap meminta agar masyarakat selalu waspada agar tidak menelan korban jiwa. Soal kerusakan infrastruktur tetap diperbaiki secara bertahap," katanya.