Kupang (AntaraNews NTT) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, akhirnya membatalkan rencana pembangunan Bendungan Kolhua di Kota Kupang dan mengalinkan proyek tersebut ke Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.
"Pembatalan pembangunan proyek bendungan di Kolhua itu merupakan pilihan terbaik untuk mengakhiri berbagai polemik dan kepentingan politik dibalik pembangunan bendungan tersebut," kata Kepala Dinas PU Nusa Tenggara Timur Andre Koreh kepada Antara di Kupang, Jumat, (16/3).
Menurut dia, pilihan pemerintah sejak 2008 untuk membangun bendungan di Kolhua itu, karena wilayah tersebut sangat memungkinkan untuk pembangunan bendungan tersebut, guna mengatasi krisis air yang dialami warga kota Kupang setiap tahun saat musim kemarau tiba.
Presiden Joko Widodo pun merestui pembangunan proyek tersebut sebagai bagian dari rencana pembangunan tujuh buah bendungan di Nusa Tenggara Timur untuk mendukung sumber air tahan serta sektor pertanian dan peternakan.
Baca juga: Pembangunan Bendungan Kolhua Terganjal Permainan Elite Politik
Andre mengatakan bahwa pembangunan bendungan Kolhua sebenarnya sudah ada anggarannya, namun karena masalah lahan yang terus menjadi polemik hingga saat ini maka belum pemerintah pusat belum mau merealisasikannya.
Pemerintah kemudian memilih lokasi di Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, untuk membangun bendungan tersebut, selain Bendungan Rotiklot yang hampir selesai pekerjaan di kabupaten tersebut.
"Pak gubernur (Gubernur NTT Frans Lebu Raya) sudah mengambil langkah agar jatah tujuh bendungan tersebur tetap di NTT, sehingga beliau mengusulkan kepada Kementerian PUPR agar mengalihkan bendungan Kolhua ke Kabupaten Belu," ujarnya.
Tujuh bendungan yang akan dibangun di masa kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kalla ini adalah Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang yang sudah diresmikan pada 9 Januari lalu.
Baca juga: Jokowi perbanyak embung di NTT
Selain itu, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu yang sudah 90 persen lebih telah selesai pembangunan fisiknya, Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka yang sedang dalam proses pembangunan serta Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang segera akan dikerjakan.
Pemerintahan Jokowi-JK juga berencana untuk membangun satu lagi bendungan di Kabupaten Kupang di wilayah Manikin, serta bendungan Lambo di Kabupaten Nagekeo serta Tasifeto Barat, Kabupaten Belu yang merupakan perpindahan dari bendungan Kolhua tersebut.
"Sebenarnya kita semua menyadari bahwa pembangunan bendungan tersebut karena pemerintah tahu bahwa masyarakat Kota Kupang sangat kesulitan air baku saat memasuki musim kemarau, sehingga peduli untuk membantu masyarakat lewat pembangunan bendungan tersebut," katanya.
Kini, kata Andre, proyek bendungan Kolhua akhirnya dibatalkan dan dialihkan ke Kabupaten Belu untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi masyarakat serta sektor peternakan dan pertanian di wilayah perbatasan RI-Timor Leste itu.
Baca juga: Gubernur Minta Warga Relakan Lahan Untuk Bendungan
Bendungan Kolhua Batal Dibangun
"Polemik berbalut politik hanya akan menguras tenaga dan keringat terkait dengan pembangunan bendungan Kolhua, sehingga pemerintah memilih untuk menghentikannya dan mengalihkan ke Kabupaten Belu," kata Andre.