Bulog NTT luncurkan GSP

id Bulog

Bulog NTT luncurkan GSP

Kepala Bulog Divre NTT Efdal MS (kanan) saat peluncuran gerakan stabilisasi pangan (GSP) di halaman Bulog Divre NTT, Senin (19/3). (Foto Antara/Kornelis Kaha)

Perum Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur meluncurkan Gerakan Stabilisasi Pangan (GSP) guna mencegah kenaikan sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional di wilayah tersebut.
Kupang (AntaraNews NTT) - Perum Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur meluncurkan Gerakan Stabilisasi Pangan (GSP) guna mencegah kenaikan sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional di wilayah tersebut.

"Dalam gerakan stabilisasi pangan kali ini ada tambahan produk yang tahun sebelumnya tidak dimasukkan yakni berupa tepung terigu," kata Kepala Perum Bulog Divre NTT Efdal MS kepada wartawan di Kupang, Senin.

Ia menjelaskan selain untuk mencegah terjadinya kenaikan harga kebutuhan pokok di pasaran di NTT, tetapi juga peluncuran tersebut guna memberi tahukan kepada masyarakat bahwa pemerintah hadir melalui Bulog dengan menjual sejumlah kebutuhan pokok dengan harga dibawah dari harga eceran tertinggi (HET).

Efdal menyebutkan dalam gerakan stabilisasi pangan itu ada beberapa komoditi yang dijual dibawah dari HET seperti beras premium baik ukuran 5-10 kilogram, bawah putih dan bawang merah, minyak goreng, gula pasir, serta tepung terigu.

Baca juga: Penyaluran rastra di NTT baru 15,28 persen
Baca juga: Bulog NTT sewa tiga unit gudang
Kepala Perum Bulog Divre NTT Efdal MS (ANTARA Foto/dok)

"Harganya dibawah dari HET. Oleh karena itu masyarakat yang ingin membelinya silakan mengunjungi rumah pangan kita (RPK) milik Bulog," ujarnya.

Untuk beras premium ukuran 5 kilogram harganya mencapai Rp62,500, sementara untuk yang ukurannya 10 kilogram harganya mencapai Rp115.000.

Sementara untuk harga gula manis kita dengan ukuran 1 kilogram harganya mencapai Rp12.500, tepung terigu 1 kilogram Rp8.000, minyak goreng kita Rp13.500.

"Kemudian untuk harga bawang merah 1 kilogram Rp20.000 dan harga bawang putih 1 kilogram mencapai Rp30.000," tambahnya.

Sementara itu untuk mencegah terjadinya pembelian beras premium dengan jumlah yang banyak oleh oknum-oknum tertentu dan menjualnya di pasaran pihak Bulog sudah bekerja sama dengan pihak Satgas pangan dalam hal ini kepolisian untuk mengantispasi hal tersebut.

Namun ia yakin tak ada masyarakat yang akan membeli beras dengan harga lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh Bulog.

"Kalau ada yang beli dengan jumlah yang banyak dan menjualnya di pasaran, sudah pasti masyarakat kita engan untuk membeli karena harganya tinggi," tambahnya.

Baca juga: Bulog Gelar Operasi Pasar Beras Medium
Peluncuran Operasi Pasar Beras Medium Kepala Bulog Divre NTT Efdal MS (kanan) Kadis Perdagangan NTT Simon Tokan (tengah) dan Karo Umum Kemendag Simon Zelotet meluncurkan OP Beras Medium di Kupang. (Foto ANTARA/Kornelis Kaha)