Program Padat Karya serap 45 ribu tenaga kerja di NTT

id NTT, DJPb NTT, Program Padat Karya, penyerapan tenaga kerja

Program Padat Karya serap 45 ribu tenaga kerja di NTT

Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan NTT Kementerian Keuangan Catur A. Widodo. ANTARA/Aloysius Lewokeda

...Program Padat Karya telah memberikan dampak langsung bagi masyarakat melalui pendapatan yang diterima dari pekerjaan yang dijalankan
Larantuka (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Nusa Tenggara Timur Kementerian Keuangan mencatat Program Padat Karya mampu menyerap sebanyak 45 ribu tenaga kerja di NTT hingga per Oktober 2021.

"Penyerapan tenaga kerja di Program Padat Karya ini merupakan bagian dari tujuan pemerintah mempercepat pemulihan ekonomi melalui peningkatan pendapatan masyarakat," kata Kepala Kantor Wilayah DJPb NTT Catur A. Widodo dalam keterangan yang diterima di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Selasa, (9/11).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan pelaksanaan Program Padat Karya di NTT serta dampaknya terhadap penyerapan yang terdata hingga triwulan III 2021.

Catur menjelaskan penyerapan tenaga kerja yang tercatat mencapai 45 ribu orang terdiri dari Padat Karya bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebanyak 40 ribu orang dengan anggaran yang terealisasi sebesar Rp432,7 miliar.

Padat Karya bidang Perhubungan menyerap sekitar 1.200 tenaga kerja dengan realisasi anggan sebanyak Rp3 miliar, dan Padat Karya bidang Pertanian menyerap sebanyak 3.800 tenaga kerja dengan realisasi anggaran sekitar Rp8,3 miliar.

Catur menjelaskan Program Padat Karya telah memberikan dampak langsung bagi masyarakat melalui pendapatan yang diterima dari pekerjaan yang dijalankan.

Dengan demikian masyarakat memiliki sumber penghasilan untuk bisa memenuhi kebutuhan perekonomian rumah tangga di tengah situasi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.

"Hal ini dapat berdampak pada meningkatnya daya beli sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di NTT," katanya.

Lebih lanjut Catur menjelaskan selain penyerapan tenaga kerja, Program Padat Karya dalam pembangunan infrastruktur juga dapat bermanfaat bagi perekonomian di daerah saat infrastruktur tuntas dibangun dan dimanfaatkan.

Ia mencontohkan seperti pembangunan Jalan Poros Tengah, Bendungan Temef, dan Bendungan Manikin yang saat ini sedang berjalan di Pulau Timor.

"Setelah infrastruktur strategis ini dimanfaatkan maka tentu dapat menggerakkan berbagai sektor pembangunan di daerah," katanya.

Baca juga: DJPB: Penyaluran dana BOS di NTT capai Rp1,49 triliun

Baca juga: Devisa ekspor NTT Januari-September 2021 capai Rp5,1 miliar