Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat total penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama tahun 2023 mencapai Rp3 triliun untuk 69.162 debitur.
"Penyaluran terbesar untuk sektor perdagangan besar dan eceran dengan total penyaluran Rp1,67 triliun untuk 33.475 debitur," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan NTT, Catur Ariyanto Widodo dari Kupang, Kamis, (25/1/2024).
Dari jumlah tersebut, penyaluran terbesar berada pada Kota Kupang dengan total penyaluran mencapai Rp324,02 miliar.
Dana itu juga disalurkan paling banyak melalui BRI dengan total Rp2,43 triliun untuk 58.523 debitur.
Catur mengakui capaian tahun 2023 ini menunjukkan penurunan baik dari jumlah debitur maupun total penyaluran dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Salah satunya disebabkan adanya perubahan ketentuan besaran bunga pinjaman KUR yang berdampak pada keterlambatan penyaluran oleh bank.
Ia menyebut kendala lain yang menjadi penghambat KUR berada dari sisi pelaku usaha sendiri.
Hal itu dilihat dari kurangnya kelayakan usaha sehingga belum bisa mengakses syarat dari pembiayaan KUR.
Namun, ia mendorong upaya lebih dari perbankan untuk meningkatkan penyaluran pada sektor produktif potensial seperti pertanian.
"Kalau ingin lebih baik ke depan bisa untuk sektor produktif seperti pertanian, itu perlu kita dorong," ucapnya.
Baca juga: Kemenkeu catat penerima KUR di NTT capai 40.995 debitur
Baca juga: Kemenkeu catat penyaluran KUR di NTT kuartal I capai Rp560,9 miliar
Baca juga: Artikel - Mencermati penghapusbukuan kredit macet UMKM