Gubernur minta kepala daerah se-Pulau Sumba serius tangani malaria

id NTT,Gubernur NTT,Malaria Sumba,malaria

Gubernur minta kepala daerah se-Pulau Sumba serius tangani malaria

Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

"Jadi semua harus dijalankan secara serius sampai selesai dan benar-benar tidak ada lagi malaria di Pulau Sumba
Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat meminta kepala daerah pada empat kabupaten se-Pulau Sumba terus serius dalam menangani ancaman penyakit malaria yang meningkat di daerah setempat.

"Harus ada solusi dalam penanganan kasus malaria di Pulau Sumba sehingga tidak terus-menerus mengalami peningkatan kasus," katanya dalam siaran pers Biro Humas Setda NTT yang diterima di Kupang, Senin (29/11).

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan hal itu dalam pertemuan bertema "Monitoring dan Evaluasi III Konsorsium Malaria se-Daratan Sumba".

Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT mencatat Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Barat Daya merupakan penyumbang tertinggi kasus malaria di NTT yakni sebesar 80 persen atau 4.389 kasus per 25 November 2021.


Baca juga: Abbas kutuk serangan brutal Israel terhadap gubernur Palestina
Baca juga: NTT bebaskan syarat tes COVID-19 bagi pelaku perjalanan yang sudah divaksin


Kabupaten Sumba Timur mulai menunjukkan penurunan endemitas dari tinggi ke sedang dengan menyumbang 11 persen atau 458 kasus dan Kabupaten Sumba Tengah telah berhasil keluar dari endemis tinggi malaria ke endemitas rendah dengan jumlah 21 kasus.

Gubernur Laiskodat mengatakan penanganan malaria harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah se-daratan Pulau Sumba agar bisa menekan peningkatan kasus.

Menurut dia, program penanganan serta bentuk koordinasi harus dirancang secara baik agar berjalan dengan optimal di lapangan dalam penanganan malaria di kawasan itu.

Selain itu, harus dirumuskan anggaran dan pelatihan khusus untuk tenaga kesehatan sehingga bisa dijalankan secara memadai dan berdampak pada penurunan kasus.

"Jadi semua harus dijalankan secara serius sampai selesai dan benar-benar tidak ada lagi malaria di Pulau Sumba," katanya.