Festival Kebangsaan Ende jadi agenda pariwisata nasional

id Ende

Festival Kebangsaan Ende jadi agenda pariwisata nasional

Parade simbolis kedatangan Presiden RI Pertama Soekarno ketika mulai menjalani masa pengasingan di Ende, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur pada 14 Januari 1934. Parade ini berlangsung, Kamis (31/5) di Ende untuk memperingati Hari Lahir Pancasila pada Jumat (1/6). (ANTARA Foto/Asis Lewokeda)

Festival Kebangsaan di Ende, Pulau Flores, telah disetujui Menteri Pariwisata Arief Yahya sebagai bagian dari agenda utama kegiatan pariwisata nasional.
Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu mengemukakan Festival Kebangsaan di Ende, Pulau Flores, telah disetujui Menteri Pariwisata Arief Yahya sebagai bagian dari agenda utama kegiatan pariwisata nasional.

"Menteri Arief Yahya telah menyetujui usulan kami agar festival kebangsaan di Ende menjadi bagian dari top branding agenda pariwisata nasional," kata Marius Ardu Jelamu saat dihubungi Antara dari Kupang, Jumat (8/6).

Marius Jelamu yang sedang berada di Jakarta dalam rangka peluncuran empat top branding kegiatan pariwisata nasional di NTT yang digelar pada Kamis (7/6), mengatakan persetujuan itu disampaikan langsung Menteri Arief Yahya dalam acara peluncuran.

Dengan begitu, lanjutnya, NTT memiliki lima top branding kegiatan pariwisata nasional ditambah empat lainnya yakni balap sepeda Tour de Flores di sepanjang Pulau Flores, Festival Komodo di Kabupaten Manggarai Barat.

Festival Likurai di Bukit Fulan Fehan Kabupaten Belu di Pulau Timor, serta Parade Kuda Sandelwood yang dipadukan dengan festival tenun ikat di Pulau Sumba.

Ia meyakini, dengan disetujuinya festival kebangsaan yang sudah digelar selama lima tahun terakhir menjadi top branding pariwisata nasional akan mendongkrak arus wisatawan domestik dan mancanegara ke Ende.

Baca juga: Mendagri ajak warga Ende amalkan Pancasila
Patung Bung Karno di Kota Ende, Kabupaten Ende di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)

"Yang terakhir digelar beberapa waktu lalu sekitar ribuan orang yang hadir. Jika sudah jadi top branding nasional maka ke depan pasti lebih banyak wisatawan yang datang ke Ende," katanya.

Menurutnya, festival kebangsaan di Ende merupakan kegiatan pariwisata yang unik dengan menonjolkan diorama perjalanan Soekarno selama diasingkan kolonial Belanda pada 1934-1938.

"Ende menjadi tempat yang spesial karena dari sana Soekarno melakukan permenungan mendalam untuk mendapatkan ilham, gagasan, melahirkan Pancasila yang menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia hingga saat ini," katanya.

Marius berharap, selanjutnya Pemerintah Kabupaten Ende juga segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk mulai membangun dan menata pariwisatanya.

"Karena Festival Kebangsaan sudah menjadi ikon sendiri, sehingga daerah harus siap karena ke depannya banyak wisatawan mulai berdatangan," katanya.

Ia menambahkan, festival kebangsaan ini akan menambah kekayaan destinasi wisata di Ende yang juga terkenal memiliki danau tiga warna di Taman Nasional Kelimutu.

Baca juga: Mendagri berharap Ende jadi pusat pariwisata dan budaya
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (tengah) didampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya (kiri) saat diterima secara adat oleh masyarakat Ende di Kabupaten Ende, Pulau Flores, NTT pada puncak peringatan Hari Lahirnya Pancasila 1 Juni 2018 di Ende, Jumat (1/6). Mendagri menjadi irup pada upacara tersebut. (ANTARA Foto/Asis Lewokeda)