Atambua (Antara NTT) - Masyarakat Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur meminta kapal-kapal penumpang milik PT Pelni (Persero) menyinggahi Pelabuhan Atapupu untuk membuka isolasi wilayah serta transformasi penduduk di wilayah perbatasan RI-Timor Leste.
"Rute pelayaran antarpulau dari dan ke Pelabuhan Atapupu sangat kami rindukan. Kami harapkan PT Pelni dapat memahami kondisi ini agar bisa membuka isolasi wilayah serta transformasi penduduk di tapal batas negara," kata Yun Koi Asa, salah seorang tokoh masyarakat Belu kepada ANTARA di Atapupu, Kamis.
Ia mengatakan jika kapal-kapal Pelni menyinggahi Pelabuhan Atapupu yang berjarak sekitar 50 km timur dari Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, akan semakin memperlancar arus keluar masuk orang dan barang dari dan ke perbatasan RI-Timor Leste.
"Saya optimistis, warga Timor Leste yang bermukim di wilayah perbatasan akan menggunakan jasa pelayaran tersebut untuk berpergian ke daerah lainnya di Indonesia," kata Asa.
Jarak antara Pelabuhan Atapupu yang terletak di pantai selatan dengan pintu perbatasan RI-Timor Leste di Mota Ain, hanya berjarak sekitar 30 km.
Ia menambahkan ada sejumlah distrik di Timor Leste, yang dari aspek geografis akan lebih mudah memanfaatkan sarana transportasi laut melalui Pelabuhan Atapupu, ketimbang melalui Pelabuhan Dili di ibu kota negara Timor Leste, karena terlalu jauh jaraknya.
Dia menyebutkan sejumlah distrik di negara Timor Leste yang bisa memanfaatkan fasilitas pelayaran antardaerah melalui Pelabuhan Atapupu adalah Distrik Suai, Bobonaro, Liquisa, Ainaro serta Distrik Ermera.
Menurut dia, dengan semakin lancarnya arus lalu lintas pelayaran melalui Pelabuhan Atapupu, akan membawa dampak positif terhadap keterbukaan informasi dan peningkatan ekonomi bagi masyarakat di tapal batas negara.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Atapupu Simon Baon yang dihubungi secara terpisah mengatakan aktivitas pelayaran kapal penumpang jenis perintis yang melalui pelabuhan Atapupu terdapat dua unit, masing-masing KM Asia Satu dan KM Nangalala.
Pelabuhan Atapupu, menurut dia, sudah bisa melayani kapal-kapal berukuran besar milik PT Pelni (Persero), dan secara otomatis pula akan menggairahkan aktivitas bongkar muat orang dan barang di pelabuhan tersebut.
Ia menambahkan arus bongkar barang di Pelabuhan Atapupu hingga September 2012 mencapai 5.731 ton, bahan bakar minyak sebanyak 4.029 ton, dengan jumlah kapal yang sandar sebanyak 61 unit bertonase 19.611 GRT.
Sedangkan untuk aktivitas muat mencapai 59.259 ton, 184 orang penumpang serta 2.946 ekor sapi yang diantarpulau ke Jawa.