Atambua (Antara NTT) - Pemerintah pusat saat ini sedang melakukan peningkatan fasilitas pelabuhan Atapupu di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, wilayah batas negara RI-Timor Leste untuk menunjang aktivitas bongkar muat barang, orang, hewan dan bahan bakar minyak (BBM).
"Saat ini, sedang dilakukan pengembangan peningkatan fasilitas pelabuhan Atapupu dengan melakukan pengerukan dan peningkatan volume dermaga bongkar peti kemas, dan dermaga sandar dengan alokasi anggaran Rp22 miliar lebih yang bersumber dari APBN," kata Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Atapupu, Simon Baon, di Atapupu, Rabu.
Dia mengakui, saat ini, dermaga sandar kapal penumpang dan kapal barang masih memiliki luasan yang belum memadai dengan panjang dermaga 162 meter, dengan lahan peti kemas 60 meter.
Kendati begitu, upaya pembenahan terus dilakukan, demi menunjang semua aktivitas bongkar muat barang, orang, hewan dan bahan bakar minyak di dermaga tersebut.
"Kita berharap semua pelaksanaan peningkatan fisik pelabuhan demi peningkatan fasilitas pelabuhan Atapupu bisa segera selesai demi mendukung semua aktivitas di pelabuhan tersebut," kata Simon.
Dari aspek bongkar muat barang hingga saat ini, Simon mengaku sudah cukup bergairah dengan terjadinya peningkatan yang cukup tajam dari waktu, ke waktu secara akumulatif.
Dia menyebutkan, untuk September 2012, jumlah barang yang dibongkar di pelabuhan Atapupu mencapai 5.731 ton/meter kubik, jumlah penumpang 57 orang, bahan bakar minyak berjumlah 4.029 ton, dengan kapal yang sandar berjumlah 61 unit dengan kekuatan 19.611 Grosstonase (GRT).
Jumlah itu meningkat jika dibanding dengan aktvitas yang sama pada bulan Agustus, yang hanya dengan 43 unit kapal dengan kekuatan 23.252 GRT, dengan jumlah barang 11.313 ton, jumlah orang 23 dan jumlah bongkar bahan bakar minyak 4.486 ton.
Sedangkan untuk aktivitas muat, pada bulan September yang lalu, barang yang dimuat berjumlah 59.259 ton, penumpang 184 orang serta hewan khusus sapi berjumlah 2.946 ekor.
Sementara untuk aktivitas muat pada bulan Agustus 2012, barang berjumlah 4.856 ton, penumpang 24 orang serta hewan khusus sapi 5.857 ekor.
Memang dari data tersebut, lanjut Simon, ada terdapat penurunan dari jumlah tonase barang bongkaran dengan kapasitas kekuatan kapal yang sandar antara bulan Agustus dan September, namun kalkulasi secara fluktuatifnya, mengalami peningkatan dari Agustus ke bulan September.
"Rata-rata barang yang dibongkar di pelabuhan Atapupu berupa sembilan bahan pokok masyarakat, bahan bangunan serta sejumlah kebutuhan dasar lainnya," kata Simon.
Dia mengaku, jumlah unit kapal dengan masing-masing kekuatan GRT yang masuk ke pelabuhan Atapupu tersebut, tidak hanya terbatas pada kapal-kapal tonase besar berbadan besi, tetapi juga termasuk kapal-kapal kayu dengan kekuatan tonase kecil yang memiliki kekuatan angkut barang dibawah 1.000 ton.
"Semua kapal itu rata-rata berlayar dari pelabuhan asal Surabaya, Kalimantan serta Sulawesi," kata Simon.