Kupang (AntaraNews NTT) - Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMGK) Stasiun El Tari Kupang melaporkan saat ini telah terjadi peningkatan titik panas (hotspot) menjadi 17 titik di wilayah Nusa Tenggara Timur yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Hari ini terpantau 17 titik panas. Bertambah dari lima titik panas pada dua hari lalu," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun El Tari Kupang Ota Welly Jenni Thalo kepada Antara di Kupang, Senin (1/10).
Dia mengatakan, titik panas yang berpotensi menimbulkan kebakaran lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen ini terhadapat di empat kabupaten yakni Kabupaten Kupang, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan dan Belu.
Titik-titik panas tersebut yakni di wilayah Taebenu, Amabi Feto, Amarasi, Kupang Timur, Fatuleu, Amfoang Selatan, Takari, di Kabupaten Kupang.
Titik panas lain terhadapat di wilayah Mollo Utara, Nunbena, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Polen, Miomaffo Tengah, Noemuti, Bikomi Nilulat, Insana Utara, Biboki Anleu, Wewiku, Kabupaten Timor Tengah Utara serta Lamaknen, di Kabupaten Belu.
Baca juga: Titik Panas Lebih Banyak di Pulau Timor
Menurut dia, informasi titik panas di wilayah NTT yang bersumber dari Lapan ini, menunjukkan bahwa titik panas terbanyak terdapat di Kabupaten Timor Tengah Utara yakni sebanyak delapan titik, disusul Kabupaten Kupang tujuh titik.
Dia menambabkan, laporan mengenai titik panas ini berdasarkan pencitraan satelit NOAA melalui modis Terra dan Aqua. "Kami hanya bisa mengimbau masyarakat agar jangan buang puntung rokok secara serampangan, karena sangat berpotensi memicu terjadinya kebakaran," katanya.