Distan NTT salurkan 500 anakan kelor ke tapal batas

id pertanian

Distan NTT salurkan 500 anakan kelor ke tapal batas

Kepala Dinas Pertanian NTT Yohanis Tay Ruba (ANTARA Foto/Asis Lewokeda)

Dinas Pertanian NTT menyalurkan 500 anakan kelor untuk ditanam di wilayah Oepoli, Amfoang Timur, Kabupaten Kupang yang berbatasan langsung dengan Distrik Oecusse, Timor Leste.
Kupang (AntaraNews NTT) - Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur menyalurkan 500 anakan kelor untuk ditanam di wilayah Oepoli, Amfoang Timur, Kabupaten Kupang yang berbatasan langsung dengan Distrik Oecusse, Timor Leste.

"Petugas kami sudah ada yang lebih dulu ke sana mendistribusikan anakan kelor untuk wilayah Opeoli, sekitar 500 anakan," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT Yohanis Tay Ruba di Kupang, Rabu (24/10).

Ia mengatakan anakan kelor itu akan ditanam secara simbolis oleh Gubenur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang dijadwalkan akan berkunjung ke Oepoli pada Jumat (26/10).

Dia menjelaskan penanaman pohon kelor atau yang dikenal dengan program revolusi hijau mulai diluncurkan pada awal musim hujan atau sekitar November 2018 di Kabupaten Kupang.

Yohanis mengatakan pemerintah provinsi menargetkan hingga 2023, jumlah tanaman kelor yang ditanam 50 juta pohon tersebar di seluruh wilayah NTT.

"Nanti setelah musim hujjan ini, kami mulai gencar untuk penanaman kelor di tahun 2019, 2020 mendatang," katanya.

Baca juga: 30.000 anakan kelor dukung Revolusi Hijau

Ia mengatakan melalui rapat forum komunikasi pimpinan daerah tingkat kabupaten/kota, gubernur sudah mengajak semua pemerintah daerah untuk bersama-sama secara gencar menanam kelor.

Yohanis menambahkan Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah yang endemik kelor, khususnya di Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur, selain di Prancis dan Spanyol.

Selama ini, lanjutnya, tanaman kelor sudah tumbuh secara bebas di lingkungan masyarakat sehingga akan dikembangkan secara besar-besaran melalui gerakan revolusi hijau.

"Pengembangannya akan dilakukan melalui klaster yakni klaster daun untuk kebutuhan industri dan klaster biji dan daun untuk konsumsi masyarakat dalam rangka perbaikan gizi," katanya. 

Baca juga: NTT kembangkan kelor di sepuluh kabupaten