Manggarai Timur lakukan langkah preventif antisipasi DBD
Dari Program Surveilans bekerja sama lintas program sebagai langkah preventif antisipasi DBD...
Labuan Bajo (ANTARA) - Puskesmas Sita di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur gencar mengajak warga melakukan langkah preventif untuk mengantisipasi penyebaran demam berdarah dengue (DBD) pada musim hujan saat ini.
"Dari Program Surveilans bekerja sama lintas program dengan Program Promosi Kesehatan Masyarakat dan Program Kesehatan Lingkungan aktif penyuluhan 3M sebagai langkah preventif antisipasi DBD dan ajak masyarakat untuk tingkatkan perilaku hidup bersih dan sehat," kata Kepala Puskesmas Sita Aventinus Gonsales Jamin ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Kamis, (13/10/2022).
Memasuki musim peralihan, langkah preventif yakni pemberantasan sarang nyamuk lewat 3M merupakan hal penting untuk mengantisipasi penyebaran virus dengue. Aventinus mengatakan penyuluhan dan ajakan melakukan 3M terus menerus dilakukan oleh petugas di wilayah kerja Puskesmas Sita agar secara bersama-sama mereka bisa mengantisipasi penyebaran virus itu.
Dia menjelaskan masyarakat diberi penjelasan tentang 3M Plus yakni menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, lalu menutup rapat semua tempat penyimpanan air, dan memanfaatkan limbah barang bekas yang dapat didaur ulang.
"Plus-nya yakni mencegah gigitan nyamuk dan mencegah perkembangbiakan nyamuk di masyarakat baik dengan sosialisasi keliling dengan puskesmas keliling atau penyuluhan di posyandu/posbindu/posyandulansia serta saat kegiatan dengan kelompok masyarakat di desa," katanya menambahkan.
Selain melakukan penyuluhan 3M, Puskesmas Sita rutin melakukan survei jentik dalam kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan dan kader juru pemantau jentik atau jumantik. Dalam kegiatan itu pula petugas membagikan abate bagi masyarakat.
Selanjutnya Aventinus menjelaskan Penyelidikan Epidemiologi (PE) selama ini telah dilakukan dengan cara komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada keluarga pasien DBD dan warga lingkungan sekitar.
Lalu petugas juga melakukan survei lingkungan tempat tinggal pasien untuk mengetahui penyebab terjadinya DBD di wilayah tersebut untuk memutus mata rantai penularan virus.
"Bila ada kasus DBD terutama KLB maka langkah yang diambil yaitu melaporkan kejadian kepada kepala desa dan menyarankan gerakan kerja bakti di setiap RT, juga fogging," ujar dia.
Aventinus pun berharap adanya kerja sama yang baik dari masyarakat untuk mendukung kerja-kerja puskesmas dalam menyebarluaskan informasi terkait pencegahan demam berdarah.
Baca juga: Pemkot Kupang antisipasi serangan penyakit DBD
Dia mengajak masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat karena kebersihan lingkungan merupakan hal paling penting yang bisa dilakukan untuk mencegah DBD.
Baca juga: Entomolog sebut penularan DBD di NTT terjadi secara transovarial
"Masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan rumah serta melakukan pencegahan DBD dengan 3M Plus dan menggunakan abate yang baik dan benar pada tempat penampungan air," pintanya.
"Dari Program Surveilans bekerja sama lintas program dengan Program Promosi Kesehatan Masyarakat dan Program Kesehatan Lingkungan aktif penyuluhan 3M sebagai langkah preventif antisipasi DBD dan ajak masyarakat untuk tingkatkan perilaku hidup bersih dan sehat," kata Kepala Puskesmas Sita Aventinus Gonsales Jamin ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Kamis, (13/10/2022).
Memasuki musim peralihan, langkah preventif yakni pemberantasan sarang nyamuk lewat 3M merupakan hal penting untuk mengantisipasi penyebaran virus dengue. Aventinus mengatakan penyuluhan dan ajakan melakukan 3M terus menerus dilakukan oleh petugas di wilayah kerja Puskesmas Sita agar secara bersama-sama mereka bisa mengantisipasi penyebaran virus itu.
Dia menjelaskan masyarakat diberi penjelasan tentang 3M Plus yakni menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, lalu menutup rapat semua tempat penyimpanan air, dan memanfaatkan limbah barang bekas yang dapat didaur ulang.
"Plus-nya yakni mencegah gigitan nyamuk dan mencegah perkembangbiakan nyamuk di masyarakat baik dengan sosialisasi keliling dengan puskesmas keliling atau penyuluhan di posyandu/posbindu/posyandulansia serta saat kegiatan dengan kelompok masyarakat di desa," katanya menambahkan.
Selain melakukan penyuluhan 3M, Puskesmas Sita rutin melakukan survei jentik dalam kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan dan kader juru pemantau jentik atau jumantik. Dalam kegiatan itu pula petugas membagikan abate bagi masyarakat.
Selanjutnya Aventinus menjelaskan Penyelidikan Epidemiologi (PE) selama ini telah dilakukan dengan cara komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada keluarga pasien DBD dan warga lingkungan sekitar.
Lalu petugas juga melakukan survei lingkungan tempat tinggal pasien untuk mengetahui penyebab terjadinya DBD di wilayah tersebut untuk memutus mata rantai penularan virus.
"Bila ada kasus DBD terutama KLB maka langkah yang diambil yaitu melaporkan kejadian kepada kepala desa dan menyarankan gerakan kerja bakti di setiap RT, juga fogging," ujar dia.
Aventinus pun berharap adanya kerja sama yang baik dari masyarakat untuk mendukung kerja-kerja puskesmas dalam menyebarluaskan informasi terkait pencegahan demam berdarah.
Baca juga: Pemkot Kupang antisipasi serangan penyakit DBD
Dia mengajak masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat karena kebersihan lingkungan merupakan hal paling penting yang bisa dilakukan untuk mencegah DBD.
Baca juga: Entomolog sebut penularan DBD di NTT terjadi secara transovarial
"Masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan rumah serta melakukan pencegahan DBD dengan 3M Plus dan menggunakan abate yang baik dan benar pada tempat penampungan air," pintanya.