Distan-petani cabai sbd teken mou

id bi

Distan-petani cabai sbd teken mou

Tim Advisor BI bersama Dinas Pertanian NTT serta petani Cabai berpose bersama di kebun Cabai di SBD. (Humas BI NTT)

"Nantinya kalau ada kenaikan harga cabai di NTT khususnya di daerah-daerah tertentu, cabai-cabai yang diserap dari kelompok tani di SBD itu akan dikirim ke daerah yang harga cabainya tinggi itu, guna menstabilkan harga," kata Asisten Manager Kantor
Kupang, (AntaraNews NTT)- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT (BI NTT) memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman perdagangan cabai antara Dinas Pertanian Provinsi NTT dengan Kelompok Tani Usaha Baru di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).

"Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung pengendalian inflasi akhir tahun di Provinsi NTT, khususnya komoditas cabai," kata Asisten Manager Kantor Perwakilan BI NTT, Handrianus Asa kepada wartawan di Kupang, Rabu, (21/11).

Di samping itu, penandatangan nota kesepahaman itu juga bagian dari menindaklanjuti satu dari tujuh langkah aksi pengendalaian inflasi NTT tahun 2018, yaitu terkait perdagangan antar daerah di NTT.
Baca juga: Artikel - Menerjang gelombang gemakan rupiah di pulau terluar
Baca juga: BI lanjutkan Ekspedisi Kas Keliling di NTT


Ia menambahkan bahwa ?Dinas Provinsi NTT sendiri sudah menyatakan kesiapannya untuk menyerap 200 kg cabai hasil produksi Kelompok Tani Usaha Baru yang berada di Kabupaten Sumba Barat Daya itu.

Nantinya usai diserap selanjutnya cabai-cabai itu akan disalurkan ke daerah dengan ?harga cabai tinggi di Provinsi NTT sebagaimana langkah aksi yang menjadi fokus Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi.

"Nantinya kalau ada kenaikan harga cabai di NTT khususnya di daerah-daerah tertentu, cabai-cabai yang diserap dari kelompok tani di SBD itu akan dikirim ke daerah yang harga cabainya tinggi itu, guna menstabilkan harga," ujar dia.

 Pria yang ?biasa disapa dengan sebutan Andrey ini menambahkan bahwa sebelum dilakukan MoU antara Dinas Pertanian Provinsi NTT dengan kelompok tani tersebut, tim dari BI sendiri sudah meninjau terlebih dahulu lokasi perkebunan cabai tersebut.

Di antaranya Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi, BI NTT Muhammad Syahrial, serta Sekretaris Dinas Pertanian NTT Miqdonth S. Abolla.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BI NTT terdapat sekitar 1.500 pohon cabai yang siap dipanen untuk Desember 2018.

Selain itu, selama 2017 komoditas cabai tercatat lima kali menjadi top 10 penyumbang inflasi daerah yaitu pada bulan Januari, Maret, Juli, Agustus, dan Desember.

Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan kondisi tersebut seperti ketersediaan stok di pasar, tingginya permintaan menjelang hari-hari besar, dan cuaca yang mempengaruhi produksi ataupun distribusi.

"Melalui inisiasi perdagangan antar daerah yang dimaksud, diharapkan dapat tercipta kestabilan harga khususnya pada akhir 2018 dan awal 2019," tambah dia.