Menteri PPA tekankan sinergitas atasi kekerasan perempuan dan anak

id Menteri PPA

Menteri PPA tekankan sinergitas atasi kekerasan perempuan dan anak

Menteri PPA Yohana Yambise saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan Konferensi Perempuan Timur 2018 di Kupang, NTT, Senin (10/12). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) Yohana Yambise menekankan pentingnya sinergitas berbagai pihak di daerah untuk mengatasi masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Kupang (ANTARA News NTT) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) Yohana Yambise menekankan pentingnya sinergitas berbagai pihak di daerah untuk mengatasi masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Semua Dinas PPA di daerah, mitra LSM, ormas, tokoh adat, tokoh agama, saya minta agar sinergitasnya diperkuat untuk mengatasi persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak terutama di Indonesia timur yang masih tinggi," katanya kepada wartawan di Kupang, Senin (10/12).

Menteri Yohana berada di Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam rangka membuka kegiatan Konferensi Perempuan Timur 2018 yang digelar selama dua hari dari 10-11 November 2018.

Ia mengakui, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah Indonesia bagian timur masih sangat tinggi.

Dalam catatan Komnas Perempuan, pada tahun 2017 lalu sebanyak 2.796 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dilaporkan terjadi di Indonesia bagian timur.

Provinsi NTT menempati urutan pertama dengan jumlah 677 kasus diikuti Provinsi Sulawesi Selatan 416 kasus, dan Provinsi Sulawesi Utara 416 kasus.

Baca juga: Menteri PPPA buka Konferensi Perempuan Timur 2018

"Sebagai perempuan yang berasal dari Indonesia timur saya merasa sangat terpukul dengan banyaknya kasus kekerasan yang menimpah perempuan dan anak-anak kita ini. Ini harus diakhir," katanya menegaskan.

Menurut Yohana, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak berhubungan erat dengan budaya patriaki yang masih kuat di Indonesia terutama di wilayah Indonesia bagian timur.

Untuk itu, lanjutnya, seperti di Papua, pihaknya sudah membangun sinergi dengan dewan adat yang merupakan bagian dari pimpinan masyarakat setempat.

"Dewan adat ini kami bantu pembiayaan untuk kegiatan yang berhubungan dengan perempuan dan anak. Jadi mereka membantu kami di lapangan," tuturnya.

Menteri Yohana berharap sinergitas serupa juga dibangun setiap pemerintah daerah di NTT maupun daerah lain dengan elemen-elemen masyarakat setempat.

"Terutama unsur tiga tungku, pemerintah, tokoh adat, tokoh agama harus bekerja sama, kemudian dengan yang lain juga seperti ormas, LSM untuk sama-sama menghakhiri atau melindungi perempuan dan anak dari kekerasan," katanya.

Baca juga: NTT bentuk Satgas Desa cegah perdagangan orang