Bupati Nagekeo apresiasi kelompok tani peduli konservasi lahan

id konservasi lahan,pala,nagekeo,ntt,flores

Bupati Nagekeo apresiasi kelompok tani peduli konservasi lahan

Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do menanam anakan pala bersama Kelompok Tani Wonga Wali Dusun Tuanio, Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro, Nagekeo, NTT, Sabtu (28/1/2023). (ANTARA/HO-Prokopim Nagekeo)

...Pengembangan tanaman perkebunan di hamparan perbukitan Manungae tidak hanya berdampak positif kepada peningkatan ekonomis masyarakat, tapi membantu konservasi lahan mendukung kepentingan ekologis
Labuan Bajo (ANTARA) - Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do mengapresiasi Kelompok Tani Wonga Wali Dusun Tuanio, Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro yang mengembangkan budi daya tanaman perkebunan sebagai bentuk kepedulian terhadap konservasi lahan.

"Pengembangan tanaman perkebunan di hamparan perbukitan Manungae tidak hanya berdampak positif kepada peningkatan ekonomis masyarakat, tapi membantu konservasi lahan mendukung kepentingan ekologis," katanya dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Senin, (30/1/2023).

Ia ikut terlibat dalam penanaman anakan pala bersama Kelompok Tani Wonga Wali di kebun salah satu anggota, Sabtu (28/1). Sebanyak 750 anakan pohon merupakan bantuan bupati secara pribadi kepada kelompok tersebut.

Bupati Don menilai inisiatif Kelompok Tani Wonga Wali untuk mengembangkan budi daya tanaman perkebunan itu perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah, baik melalui intervensi program bibit maupun sarana produksi.

Dia berharap, masyarakat mengembangkan budi daya tanaman perkebunan lain, seperti cengkeh, lada, dan vanili. Dengan demikian kawasan Tuanio dapat dijadikan tujuan ekowisata perkebunan khusus rempah-rempah.

"Jadi orang datang ke sini berjalan keliling melihat tanaman rempah," ujarnya.

Untuk menyukseskan rencana pengembangan tanaman perkebunan di wilayah itu, ia menyarankan pemerintah desa mengalokasikan anggaran Dana Desa melalui program pemberdayaan.

Ketua Kelompok Tani Wonga Wali Kasmirus Ceme mengatakan bibit pala yang telah ditanam berjumlah 300 anakan.

Dia mengatakan komoditi perkebunan umur panjang seperti pala cocok ditanam di wilayah Tuanio yang masih banyak terdapat lahan kosong.

"Sisanya 400 belum diambil," ungkap dia.

Baca juga: Artikel - Menjaga harmonisasi pariwisata dan konservasi Pulau Komodo

Baca juga: Peneliti Undana dorong sistem pertanian konservasi dikembangkan secara masif