Artikel - Lubuk Nyarai, "surga tersembunyi" yang menjadi kehidupan baru di hutan

id hutan gamaran, wisata minat khusus, kelestarian alam, pelestarian hutan,artikel alam,artikel

Artikel - Lubuk Nyarai, "surga tersembunyi" yang menjadi kehidupan baru di hutan

Pengunjung berada di tepian Lubuk Nyarai, Hutan Gamaran, Nagari Salibutan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. ANTARA/Iggoy el Fitra.

...Wisatawan ditawarkan paket Pohon Asuh. Bibit tanaman diberikan dan setelah ditanam dipasang barcode di pohon tersebut sebagai penanda pohon itu milik dari si penanam

Padang (ANTARA) - Genangan air sisa hujan masih tergenang di sebuah jalan setapak yang berada di Nagari Salibutan, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Jalan itu merupakan akses utama menuju "surga tersembunyi" yang terletak di Kabupaten Padang Pariaman.

Sekelompok anak muda yang ingin bertualang ke Hutan Gamaran berencana melihat dan merasakan langsung sensasi surga tersembunyi yang disebut masyarakat setempat dengan Lubuk Nyarai.

Sebelum memulai perjalanan yang bisa memakan waktu sekitar 2 jam tersebut, para pemuda tadi berkumpul di posko untuk mengganti sepatu dan mengambil tongkat kayu sebagai alat bantu trekking.

Tak jauh dari lokasi posko tersebut, di balik bilik beratap jaring tanaman, seseorang tampak sedang menyiapkan bibit jengkol (Archidendron pauciflorum) dan surian yang dikenal sebagai salah pohon dengan kualitas terbaik.

Kedua bibit tersebut akan dibawa dan ditanam di sekitar kawasan Nyarai tepatnya di sepanjang jalan menuju objek wisata Lubuk Nyarai.

"Ini adalah upaya kami untuk melestarikan lingkungan dan Hutan Gamaran," kata pelopor ekowisata Nyarai Ritno Kurniawan.

Sambil bertualang ke Lubuk Nyarai, pengunjung bisa membawa aneka bibit untuk ditanam di titik yang telah ditentukan di kawasan konservasi terbaik dan telah diakui European Outdoor Conservation Ascociation (EOCA) itu.

Ritno Kurniawan merupakan pemuda yang berhasil membuka destinasi wisata alam tersebut. Kecintaannya pada alam khususnya membuka tujuan wisata minat bakat itu dimulai pada tahun 2013.

Selain berwisata, masyarakat dan para pengunjung yang datang diajak terus menjaga dan melindungi kawasan Hutan Gamaran yang dulunya dikenal masih terjadi penebangan liar (illegal logging).

Imbasnya, hutan yang fungsi utamanya sebagai paru-paru dunia serta tempat berkembang biak aneka satwa, keseimbangannya menjadi terganggu akibat ulah aktivitas ilegal manusia.

Namun, kini berbekal tekad yang kuat serta pengetahuan tentang alam, Ritno berhasil mengubah kebiasaan masyarakat yang awalnya sebagai penebang pohon secara liar menjadi pelaku konservasi.

"Kita coba bina dengan kegiatan konservasi ekowisata, mengalihkan mata pencaharian warga dari penebang kayu menjadi pemandu wisata," ujar juara Harapan I Pemuda Pelopor Nasional pada tahun 2014 tersebut.

Tak hanya mengajak dan mengubah pola pikir masyarakat yang awalnya sebagai penebang pohon, lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut juga mengedukasi pengunjung dan masyarakat tentang keberlangsungan alam.

Langkah tersebut tergolong efektif untuk sebuah misi konservasi kawasan ekowisata Nyarai agar lebih asri, berkembang, serta membuat hutan tetap lestari dengan harapan membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Padahal, dulunya Hutan Gamaran dijadikan masyarakat setempat sebagai mata pencarian utama dengan menebangi pepohonan dan mengeksploitasi hutan secara masif untuk kebutuhan ekonomi.

Kini, meskipun intensitas curah hujan tinggi, itu tidak menyebabkan banjir. Sebab, tutupan hutan masih tergolong bagus. Hal itu tentu saja tidak lepas dari peran sertanya selama sekian tahun menjaga, merawat, dan memulihkan kelestarian Hutan Gamaran.

Objek wisata yang berlokasi di tengah hutan itu berhasil disulap menjadi wisata minat khusus. Layaknya efek domino, warga sekitar juga sudah banyak beralih profesi sebagai pemandu wisata.

Sejak dibuka pada tahun 2013, jumlah kunjungan ke objek wisata Lubuk Nyarai terus naik hingga tahun 2014. Namun, pada 2018 terjadi penurunan yang kemudian diperparah pada masa pandemi. Namun, setelah atau saat COVID-19 mulai landai angka kunjungan naik 20 persen.

Konsep wisata minat khusus