Artikel - Cerita mereka yang lembur selagi masyarakat sedang liburan

id Lembur,Lebaran,Idul Fitri,artikel idul fitri Oleh Sean Filo Muhamad

Artikel - Cerita mereka yang lembur selagi  masyarakat sedang liburan

Petugas Terminal Terpadu Pulo Gebang yang sedang membantu pemilir disabilitas untuk membawakan barang setibanya di Jakarta, Selasa (25/4/23). (ANTARA/Sean Filo Muhamad)

...Memang sudah tradisi dari dulu mas kalau tujuan Madura, dari PO (perusahaan otobus) melarang keras meminta tambahan (ongkos) dari bagasi penumpang. Kalau ada yg ngasih ya kita terima, kalau tidak ada, ya tidak boleh minta
Jakarta (ANTARA) - Ramadhan telah pergi, Idul Fitri sudah lewat empat hari, namun ternyata belum semua orang bisa bergembira bersama sanak famili. Ya, ternyata masih ada segelintir orang yang harus lembur di kala masyarakat pada umumnya sedang berlibur.
 
Mudik Lebaran adalah salah satu momen yang dinanti oleh banyak insan, momen yang memerlukan usaha ekstra karena perlu dipersiapkan, dan momen yang spesial bagi masyarakat karena bersifat tahunan.
 
Terminal Terpadu Pulo Gebang adalah salah satu contoh nyata adanya orang yang masih harus lembur di saat warga lainnya menikmati kebersamaan dengan keluarga di momen Lebaran. Terminal ini diresmikan pada tahun 2012 dan menjadi salah satu tempat dimana sejumlah sopir bus menikmati masa liburan ini dengan tetap bertugas.
 
Wiwid (39) harus merelakan waktu berkumpul dengan keluarganya demi mengantar para penumpang yang hilir mudik agar sampai ke tujuannya.
 
"Kalau saya pulang nanti siapa yang antar pemudik? Ini sudah jadi risiko sopir kalau hari besar pasti tidak pulang," ucap Wiwid.
Wiwid (39) seorang supir bus dengan trayek Jakarta - Madura saat ditemui di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta, Selasa (25/4/23). Wiwid baru bisa mengajukan cuti setelah arus mudik dan milir selesai (ANTARA/Sean Filo Muhamad)
Wiwid yang sehari-harinya mengantar penumpang dari Jakarta ke Madura, Jawa Timur, ini mengaku dirinya tetap bersyukur meskipun tidak bisa berlibur.
 
Wiwid yang berasal dari Pati, Jawa Tengah, mengaku baru bisa berlibur nanti secara bergilir jika masa arus mudik dan milir telah berakhir. Tahun ini adalah tahun ke-15 dia tidak menikmati suasana Lebaran bersama keluarga setelah dirinya menjadi sopir.
 
Wiwid menceritakan bahwa menjadi sopir bus dengan jurusan Jakarta - Madura pergi pulang (PP.) memiliki tantangan tersendiri, salah satunya adalah barang bawaan penumpang yang banyak sekali.
 
Penumpang di jurusan ini memang identik dengan barang bawaannya yang banyak. Maka dari itu, awak bus harus kerja lebih ekstra dari awak lainnya dalam mengatur bagasi bus meski badan harus berkeringat dan penuh minyak.
 
"Memang sudah tradisi dari dulu mas kalau tujuan Madura, dari PO (perusahaan otobus) melarang keras meminta tambahan (ongkos) dari bagasi penumpang. Kalau ada yg ngasih ya kita terima, kalau tidak ada, ya tidak boleh minta," jelasnya.
 
Hal tersebut diamini oleh Agus Affandi (35) salah satu penumpang tujuan Madura. Dia mengaku barang bawaannya kali ini tidak seberapa, namun sebagian besar sudah dikirim melalui jasa ekspedisi untuk dibagikan kepada sanak saudara.
 
"Kemarin saya juga sudah kirim motor pakai truk," tambah Agus.
 
 
Mengabdi pada masyarakat