Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga agar di wilayah zona musim (zom) Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah memasuki musim kemarau agar mulai menghemat penggunaan air bersih untuk mengantisipasi kelangkaan persediaan air.
"Warga yang berada di 22 zona musim di NTT yang telah memasuki kemarau kami imbau untuk mulai menghemat penggunaan air agar kebutuhan bisa terpenuhi sepanjang musim kemarau," kata Kepala Stasiun Klimatologi NTT BMKG Rahmattulloh Adji di Kupang, Rabu, (24/5/2024).
Ia menjelaskan, kondisi di NTT saat ini pada umumnya mengalami hari hujan hingga hari tanpa hujan kategori panjang.
Dalam prediksi curah hujan 10 hari ke depan, kata dia, wilayah NTT pada umumnya diprediksi akan berpeluang terjadi penurunan curah hujan yang cukup signifikan.
Kondisi ini, kata dia, seiring dengan telah masuknya periode musim kemarau dengan curah hujan kurang dari 20 mili meter/dasarian dengan peluang terjadi di atas 70 persen.
Adji menjelaskan, saat ini terdapat 22 wilayah zom dari total 28 zom di NTT telah memasuki musim kemarau tahun 2023.
Oleh sebab itu, potensi ancaman bencana kekeringan juga mulai meningkat yang berdampak pada berkurangnya persediaan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan air di masyarakat.
"Jadi warga perlu gunakan air yang secukupnya untuk keperluan atau tidak boros untuk mengantisipasi dampak kekeringan," katanya.
Adji juga mengimbau warga di provinsi itu agar tidak membuka lahan dengan cara membakar tanpa tanpa didampingi oleh pihak terkait, sebab hal ini dapat memicu kebakaran besar yang berdampak pada lingkungan.
Baca juga: Empat wilayah di NTT berstatus siaga bencana kekeringan
Baca juga: Empat wilayah di NTT berstatus waspada bencana kekeringan