Neurolog Indonesia diundang konferensi Alzheimer

id Alzheimer,dr anderas harry,AAIC,2023,Belanda

Neurolog Indonesia diundang konferensi Alzheimer

Ahli penyakit saraf (neurolog) Indonesia, dr Andreas Harry SpS (K) sebagai peserta konferensi internasional tentang penyakit Alzheimer yang diselenggarakan The Alzheimer`s Association International Conference (AAIC) di Amsterdam, Belanda, Selasa (18/7/2023). (FOTO ANTARA/dok.pribadi)

"Konferensi ini diikuti ribuan peserta, baik peneliti dunia maupun klinisi kedokteran dari seluruh dunia
Bogor (ANTARA) - Dr Andreas Harry SpS (K) ahli penyakit saraf (neurolog) dari Indonesia diundang mengikuti konferensi internasional tentang penyakit Alzheimer di Amsterdam, Belanda.

"Konferensi ini diikuti ribuan peserta, baik peneliti dunia maupun klinisi kedokteran dari seluruh dunia," katanya dari Amsterdam, Selasa (18/7) malam.

Konferensi ini kembali digelar setelah dua tahun kegiatan tahunan itu tidak bisa berlangsung karena pandemi COVID-19 dengan topik utana Imunoterapi.

Dia menambahkan untuk pertemuan berikutnya,  konferensi akan diselenggarakan di Philadelphia, Amerika Serikat pada 29 Juli hingga 1 Agustus 2024.

Ia menjelaskan konferensi tahunan yang diselenggarakan The Alzheimer`s Association International Conference (AAIC) pada 2023 dilaksanakan di Amsterdam, Belanda sejak Sabtu (15/7) hingga Kamis (20/7).

"Para peneliti terus mencari pengobatan dan terapi terbaik untuk Alzheimer dengan mengikat, menghancurkan dan memberhentikan produk protein gen beta amyloid 40 dan 42 di dalam otak sebagai penyebab progresif demensia dan dalam waktu singkat menyebabkan kematian," ujar dia.

Baca juga: Calon haji perlu waspadai "heat stroke", begini disampaikan dokter spesialis saraf jantung
Baca juga: Bagaimana mengenal cedera saraf tulang belakang


Neurolog lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur itu menambahkan bahw saat ini telah ditemukan beta amyloid 56 yang lebih "toxic". Topik utama lainnya yang dibahas pada Selasa (18/7) malam ini, katanya, adalah terkait "biomarker test".

Baca juga: Ini dia gejala pendarahan otak yang perlu diwaspadai