Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap terjadinya kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau yang disertai dengan terjadinya angin kencang.
"Selama musim kemarau ini sangat rawan terjadinya kebakaran sehingga perlu diantisipasi secara dini oleh masyarakat NTT untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar karena sulit dikendalikan, apabila terjadi kebakaran dalam kondisi angin kencang seperti terjadi saat ini," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Ambrosius Kodo, di Kupang, Selasa, (25/7/2023).
Ambrosius Kodo mengatakan hal itu terkait upaya antisipasi Pemerintah NTT terhadap terjadinya kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau.
Ia mengatakan dalam kondisi angin kencang seperti yang terjadi saat ini di Provinsi NTT sangat mudah terjadinya kebakaran hutan dan lahan apabila masyarakat tidak berhati-hati.
"Kami berharap masyarakat jangan membakar sampah atau membuang puntung rokok di lahan kering yang mudah terbakar," katanya..
Menurut dia Pemerintah NTT telah membentuk satuan tugas penanganan kebakaran hutan dan lahan yang bertugas untuk melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Satgas penanganan kebakaran hutan dan lahan sangat membutuhkan dukungan pemerintah kabupaten dan kota untuk membentuk satgas serupa di daerah sehingga berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di daerah bisa lebih efektif.
"Satgas yang ada di daerah bertugas untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan serta apa saja yang dilakukan dalam mengantisipasi terjadi kebakaran. Masyarakat harus diberikan edukasi untuk hati-hati membakar," kata Ambrosius Kodo.
Baca juga: Waspadai ancaman karhutla akibat angin kencang di NTT, kata BMKG
Menurut dia melalui edukasi yang dilakukan secara baik maka pemahaman masyarakat terhadap antisipasi kebakaran bisa lebih memadai dan bisa menekan terjadinya kasus kebakaran hutan dan lahan di NTT.
"Kebakaran lahan di NTT pada 2022 terjadi di 15.000 lokasi. Provinsi NTT termasuk daerah yang tertinggi dalam kasus kebakaran lahan," katanya.
Baca juga: Mendagri instruksikan kada siaga hadapi potensi karhutla
Dia menjelaskan melakukan edukasi terhadap masyarakat sangatlah penting bahwa kebakaran hutan dan lahan sangat tidak baik terhadap lingkungan yang bisa berdampak kerusakan alam.