Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan kepada Badan Geologi untuk melakukan kajian terkait fenomena pergerakan tanah yang terjadi di dua dusun di Desa Benteng Riwu.
"Kami mengharapkan kepada ahli geologi untuk melakukan kajian secara detail dan memberikan rekomendasi, sehingga pemerintah dapat mengambil langkah pasti demi menyelamatkan korban fenomena pergerakan dan pergeseran tanah tersebut," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manggarai Timur Petrus Subin dihubungi dari Labuan Bajo, Senin malam.
Ia menjelaskan fenomena pergerakan tanah yang terjadi pada akhir bulan Januari 2024 itu dipicu hujan deras yang mengguyur daerah itu. Laporan secara resmi telah dikirimkan pekan lalu kepada Badan Geologi.
Akibat fenomena pergerakan tanah, lanjut dia, sebanyak 72 rumah warga di Dusun Kengkel dan Dusun Nawang Desa Benteng Riwu, Kecamatan Borong mengalami kerusakan dan terancam longsor.
"Kerusakan yang dialami warga terdampak, seperti lantai rumah pecah-pecah dan tidak rata, kosen pintu bergeser, dinding rumah papan atau tembok rumah bergeser, lantai antara teras dan dapur terlepas dan pada halaman rumah warga ada patahan cukup banyak," ungkapnya.
Fenomena tanah bergerak itu dilaporkan terjadi sejak 2019 dan sangat meresahkan masyarakat. "Ada beberapa rumah yang sudah ditinggalkan penghuninya," ujarnya.
Pemkab Manggarai Timur meminta agar warga terdampak fenomena pergerakan tanah untuk meninggalkan rumah demi keselamatan.
"Segera meninggalkan tempat dan rumah yang sewaktu-waktu akan terjadinya longsor dan bisa menelan korban jiwa. Rumah segera dibongkar, sehingga material seperti kayu, seng dan lainnya masih bisa digunakan pada tempat yang baru," katanya.
Ia meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan selalu berkoordinasi dengan pemerintah setempat.
"Koordinasi dengan kepala desa sekiranya ada dana bantuan untuk evakuasi bahan dan Pemkab Manggarai Timur sedang mengusulkan dana tanggap darurat untuk korban," katanya.
Sebelumnya, fenomena pergerakan tanah juga terjadi pada bulan Desember 2024 di Desa Paang Leleng, Kecamatan Kota Komba Utara dan mengakibatkan kerusakan pada kebun dan delapan rumah warga.