Pakar sebut Parpol peserta pemilu 2024 diminta ikut jaga lingkungan

id NTT,lingkungan,pemilu 2024

Pakar sebut Parpol peserta pemilu 2024 diminta ikut jaga lingkungan

Pakar lingkungan Universitas Nusa Cendana Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur Dr Herry Zadrak Kotta. ANTARA/Benny Jahang

Kita berharap ada komitmen para peserta pemilu 2024 untuk menjaga lingkungan di NTT...
Kupang (ANTARA) - Pakar lingkungan Universitas Nusa Cendana Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur Dr Herry Zadrak Kotta meminta partai politik maupun calon anggota legislatif pada pemilu serentak 2024 untuk menjaga dan mengedukasi soal kelestarian lingkungan selama kampanye.

"NTT termasuk daerah yang rawan bencana alam sehingga tentu isu-isu lingkungan harus menjadi perhatian serius para peserta partai politik selama melakukan aktifitas kampanye dengan tidak merusak lingkungan. Kita berharap mereka juga melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan," kata Dr Herry Zadrak Kotta di Kupang, Sabtu, (5/8/2023).

Herry Zadrak Kotta mengatakan perubahan iklim yang terus terjadi merupakan dampak dari terjadinya kerusakan lingkungan maka saat ini dibutuhkan komitmen semua pihak untuk ikut menjaga lingkungan.

Ia menjelaskan kerusakan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan intensitas bencana alam hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan kekeringan serta deforestasi dan degradasi hutan serta terjadi rawan pangan.

"Selain itu juga terjadi krisis air permukaan dan air tanah seperti yang sering terjadi di NTT," kata Herry Zadrak Kotta.

Baca juga: KPU NTT: Isu lingkungan jadi materi debat calon kepala daerah di NTT 2024

Dia menambahkan dalam momentum tahun politik ini maka perlu ada komitmen semua peserta pemilu untuk memiliki rasa tanggung jawab dalam menjaga lingkungan agar tetap terjaga.

Baca juga: PLN menjaga alam lewat penanaman 1.000 mangrove di Ende

"Kita berharap ada komitmen para peserta pemilu 2024 untuk menjaga lingkungan di NTT dengan tidak membuang sampah sembarangan dalam melakukan aktifitas politiknya yang melibatkan banyak orang serta tidak merusak hutan dan pohon yang ada. Hindari memasang spanduk maupun baliho di pohon-pohon karena merusak lingkungan," kata Herry Zadrak Kotta.