"Metode ERACS adalah metode komprehensif yang bertujuan agar ibu dan anak cepat pulih dan cepat pulang pasca persalinan," ujar Yazid dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad.
Dia menjelaskan bagi ibu, penggunaan metode tersebut membuat kondisi agar ibu cepat pulih, cepat menyusui anak, cepat beraktivitas sehari-hari.
"Dengan ibu cepat pulih, keuntungan bagi si anak akan segera mendapatkan gizi yang cukup dari ibunya, terutama dari ASI. Sehingga, dengan metode ERACS ini diharapkan ibu dan anak ini memang benar-benar bisa cepat pulih dan anaknya tumbuh kembang dengan baik, " kata di Hospital Cibitung itu lagi.
Yazid menambahkan ibu yang baru melahirkan melalui metode apapun, harus melakukan kontrol secara rutin pada tenaga kesehatan untuk menghindari risiko pasca persalinan.
Dokter Spesialis Anak Radjak Hospital Cibitung, dr Ira Furnia SpA Mkes menambahkan ibu yang melahirkan melalui operasi sesar akan merasakan nyeri, terutama di daerah perut, yang mana daerah perut butuh waktu lama untuk proses hilangnya nyeri.
"Seperti untuk miring kanan saja sulit apalagi kalau anak-anak pertama itu biasanya sampai 24 jam lebih, baru dia mau miring kiri dan kanan," kata Ira.Pihaknya juga menerapkan sistem Inisiasi Menyusu Dini (IMD), yang mana setelah lahir bayi langsung diletakkan di dada ibu.
“Kami letakkan di dada ibu, itu proses pertama bayi belajar menyusu pertama ke ibunya. Setelah itu bayi ditimbang dan dilakukan suntik vitamin, imunisasi, setelah itu dikembalikan lagi ke ibu," kata Ira.
Pada saat kembali kedua itu, biasanya ibu butuh waktu yang agak lama untuk menyusui kembali, karena dia masih merasakan nyeri badannya. "Jadi misalnya si ibu pulih dengan cepat, maka proses IMD atau proses pertama kali menyusui itu bisa berlanjut lebih cepat," ujarnya.
Setelah bayi dilakukan penyuntikan vitamin, penimbangan dan sebagainya, bayi dikembalikan ke ibu untuk rawat gabung dan memungkinkan ibu untuk menyusui sendiri dengan lebih sering.
Dengan demikian, bayi dapat lebih sering disusui serta menghindari risiko bayi tertukar seperti yang terjadi di salah satu rumah sakit di Bogor beberapa waktu lalu.*
Baca juga: Artikel - Kisah Burhan, sang pemberi kemerdekaan bagi bayi telantar
Baca juga: Menkes akan memperluas peran bidan hingga desa tekan angka kematian ibu