Kupang (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Barekraf) menggelar Biannual Tourism Forum (BTF) membahas Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Martini M. Paham dalam keterangan yang diterima di Kupang, NTT, Kamis, (16/11/2023) mengatakan bahwa penyelenggaraan BTF bertujuan untuk memperoleh berbagai masukan dari para peserta sehingga dapat disusun langkah dan strategi yang tepat untuk pengembangan SDM pariwisata yang berkelanjutan.
"Tujuan dari forum ini adalah untuk melakukan diskusi antara berbagai pemangku kepentingan, yaitu pemerintah, pihak industri, penyelenggara pendidikan, masyarakat pariwisata, untuk menemukenali berbagai tantangan, dan hambatan dalam pengembangan SDM periode 2019 hingga 2023, serta menggali kemanfaatannya dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan," katanya
Forum itu, ujar dia, juga bertujuan untuk mendapat berbagai masukan dari narasumber dan/atau peserta forum sehingga diperoleh strategi dan program untuk menjaga keberlanjutan setelah program PHLN (Pinjaman Hibah Luar Negeri) dari World Bank berakhir di akhir tahun 2023 ini
Berdasarkan hasil survei lembaga Multi Utama Resetindo yang dilaporkan oleh Raden Muchammad Murdan menyampaikan bahwa hasil survei kepuasan masyarakat terhadap pengembangan pariwisata tahun 2023 di Labuan Bajo berada pada kategori Sangat Baik dengan nilai 4,21 atau naik 0,18 dari tahun 2021 yang berada pada nilai 4,03.
Nilai ini diperoleh dari 305 orang responden. Raden juga melanjutkan beberapa catatan dari survei tersebut menjadi penguat untuk melanjutkan pelatihan keterampilan wisata, dan menambah jumlah pelatihan "online marketing" secara berkesinambungan.
Kepala Disparekrafbud Kabupaten Manggarai Barat, Pius Baut menyampaikan bahwa perkembangan pariwisata yang pesat harus diiringi dengan peningkatan SDM.
"Kita semua hadir di sini untuk mengevaluasi segala sesuatu tentang dampak dari pengembangan DPSP yang telah berlangsung selama ini. Perkembangan yang begitu pesat dan investasi yang begitu cepat dan tinggi harus kita imbangi dengan kesiapan kita untuk melihat ruang dan peluang untuk diisi khususnya oleh orang lokal," ujar dia.
Pihaknya juga mendorong agar minimal 70 tenaga kerja di Labuan Bajo adalah orang lokal namun di sisi lain kita juga tetap harus mengimbangi kebutuhan industri dengan kompetensi yang mumpuni.
Dirut Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina mengatakan berdasarkan data proyeksi peminatan SDM, masih banyak peluang yang dapat dimanfaatkan.
Baca juga: BPOLBF catat total kunjungan wisatawan selama POTH mencapai 1.037 orang
Berdasarkan data proyeksi peminatan SDM dari segi bidang usaha diketahui bahwa mayoritas minat masih didominasi oleh bidang hotel dan restoran (2023: 6.000 orang, 2025: 9.678 orang), kemudian dilanjutkan oleh jasa lainnya (2023: 5.180 orang, 2025: 6.709 orang) serta travel dan transportasi (2023: 2.220 orang, 2025: 2.918 orang).
Baca juga: BPOLBF : Komunitas berperan penting gerakan pariwisata Labuan Bajo
"Kesempatan untuk mengisi bursa ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sehingga dapat terjadi peningkatan ekonomi," jelas Shana.