Artikel - Menakar peluang Indonesia lolos ke 16 besar Piala Dunia U-17
...Dan memang, tatkala Iqbal Gwijangge cs menyingkirkan semua beban dari mereka, Indonesia tampil lebih tenang, lebih banyak menciptakan peluang, dan lebih bisa mengatur tempo seperti terlihat saat melawan Panama
Jika melihat statistik pertandingan melawan Panama dan Ekuador, kekuatan Maroko terletak pada sisi kanan permainannya. Sebaliknya, sektor kiri membuat mereka memiliki celah kelemahan.
Sektor kanan Maroko andil dalam salah satu gol kala menaklukkan Panama 2-0, sebaliknya salah satu dari dua gol yang dibuat Ekuador di gawang Maroko berawal dari kesalahan sektor kiri tim asuhan Said Chiba itu.
Ekuador terlihat mengeksploitasi celah lemah Maroko di sektor kiri di mana mereka lebih banyak masuk ke sepertiga terakhir lapangan dari sektor ini, sehingga bisa menaklukkan tim yang sebelumnya memperdaya Panama itu.
Indonesia sendiri kuat di sektor kiri, namun pada pertandingan kedua melawan Panama, performa sayap kanan dan lini tengah meningkat.
Jika kekalahan Maroko dari Ekuador menjadi rujukan, Indonesia bisa meniru Ekuador mengoptimalkan sektor kanan untuk mengeksploitasi celah Maroko di sektor kiri.
Itu artinya, bek kanan Welber Jardim, gelandang Ji Dan-bin atau Achmad Zidan Arrosyid, dan winger Jehan Pahlevi atau Amar Brkic harus bermain lebih eksplosif dan lebih keras lagi.
Laga ini juga bisa menjadi duel antara sayap kiri Indonesia dengan sayap kanan Maroko, khususnya antara winger Riski Afrisal dengan bek kan Naofel al Hannach, atau antara bek kiri Habil Akbar dengan pemain sayap Abdel Hamid Maali.
Di lini tengah, Figo Denis akan berduel dengan Mohamed Katiba atau malah menghadapi duo Adam Boufandar dan El Mehdi Akoumi jika Maroko memasang dua gelandang bertahan.
Bima Sakti mungkin mempertahankan formasi 4-3-3 yang relatif efektif meredam tim-tim eksplosif seperti Panama dan Ekuador.
Sebaliknya, jika melihat hasil pertandingan melawan Ekuador, Maroko mungkin akan kembali ke formasi 4-2-3-1 seperti sewaktu melawan Panama, setelah pola 4-1-4-1 tak efektif mencetak poin dari Ekuador walau efektif meningkatkan performa semua sektor permainan Maroko.
Jika pola. 4-2-3-1 yang dipilih, pelatih Said Chiba akan kembali memasang gelandang Boufandar dan Akoumi sebagai poros ganda yang efektif meredam lawan dan juga membantu menciptakan peluang lebih banyak kala melawan Panama.
Namun formasi apa pun yang dipasang Said Chiba, Maroko kemungkinan menjadi tim yang lebih menekan ketimbang Garuda Muda. Mereka akan berusaha mengendalikan tempo permainan dan menentukan momentum sehingga bisa membuat peluang sebanyak mungkin.
Jika pola 4-2-3-1 dipakai Maroko, maka gelandang Ji-Da Bin bisa memanfaatkan celah lebar di bagian kanan tengah permainan Maroko sehingga bisa lebih leluasa memasok bola kepada Jehan Pahlevi atau Amar Brkic di sayap, atau langsung kepada bomber Arkhan Kaka.
Welber Jardim yang tampil impresif terutama saat melawan Panama bisa kembali aktif membantu serangan dari sayap kanan, selain menjinakkan Mohamed Hamony yang beroperasi di sayap kiri serangan Maroko.
Habil Akbar yang andil dalam meningkatkan efektivitas permainan Indonesia kemungkinan kembali menjadi starter, sedangkan Rizdjar Nurviat yang turut membuat sayap kiri Indonesia lebih aktif memasuki sektor kanan pertahanan lawan kala menghadapi Ekuador, menjadi cadangan.
Mereka bisa bermitra lagi dengan gelandang Kafiatur Rizky untuk menopang tusukan Riski Afrisal di sayap kiri serangan Indonesia.
Iqbal Gwijangge dan Sulthan Zaki tetap menjadi duo palang pintu tak tergantikan. Mereka efektif mengawal Ikram Al Giffari yang tampil menawan menjaga gawang Indonesia dalam dua laga sebelumnya, tapi sepertinya akan terus diganggu oleh Ayman Ennair atau Zakaria Ouzane yang mungkin menjadi ujung tombak Maroko.
Halaman berikut: Iqbal Gwijangge dan kawan-kawan harus bermain lepas Bermain lepas
Tak kalah penting dalam laga Kamis malam nanti adalah pentingnya Indonesia bermain lepas dan menikmati pertandingan seperti saat melawan Panama. Bima Sakti eksplisit menyatakan hal itu sebagai salah satu faktor meningkatnya performa tim asuhannya.
Baca juga: Artikel - Awal yang menjanjikan dari Timnas U-17 kita
Dan memang, tatkala Iqbal Gwijangge cs menyingkirkan semua beban dari mereka, Indonesia tampil lebih tenang, lebih banyak menciptakan peluang, dan lebih bisa mengatur tempo seperti terlihat saat melawan Panama.
Baca juga: Artikel - Menempa anak muda menjadi juara
Tak kalah pentingnya adalah "pemain ke-12" atau suporter. Dukungan fanatik penonton yang mengisi semua kursi di Gelora Bung Tomo akan amat penting bagi timnas U-17 kita, Kamis malam nanti.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menakar peluang Indonesia lolos ke 16 besar Piala Dunia U-17