Artikel - Lilin-lilin kecil dari perbatasan Indonesia-Timor Leste

id PLBN Wini-Timor Leste,Tapal Batas,NTT,SD Negeri Manufonu Wini,Artikel perbatasan Oleh Narda Margaretha Sinambela

Artikel - Lilin-lilin kecil dari perbatasan Indonesia-Timor Leste

Anak-anak bersekolah di SD Negeri Monufonu Wini, Desa Humusu C, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (17/11/2023). ANTARA/Narda Margaretha Sinambela

Saya mau jadi guru karena mau mengajar anak-anak...

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK, Warsito, mengatakan partisipasi dan pembangunan pendidikan menjadi bagian dalam menciptakan Indonesia berdaulat, maju, dan berkelanjutan yang sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Menurutnya, tantangan pada saat ini seperti pendidikan tidak merata, diskriminasi gender dalam pendidikan, pendidikan berkualitas itu 'mahal', dan keterbatasan akses, harus bisa segera dijawab dan dicari solusinya.

Disebutkan terdapat lima sasaran dalam visi Indonesia Emas 2045 yang mencakup pendapatan perkapita setara dengan negara maju, kemiskinan menuju nol persen, dan ketimpangan berkurang.

Kemudian, kepemimpinan dan pengaruh di dunia internasional meningkat, daya saing sumber daya manusia meningkat, dan intensitas emisi gas rumah kaca menurun menuju net zero emission.

Untuk itu, berbagai tantangan harus dapat diinterpretasikan menjadi isu strategis pendidikan tinggi dalam intervensi kebijakan, tantangan ini harus dibawa dalam penyusunan RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029.

Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menggapai visi Indonesia Emas 2045 dengan memastikan terlaksananya pendidikan dan pelatihan kewirausahaan berkualitas.

Namun di sisi lain, Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM unggul. Keterlibatan perguruan tinggi penting karena kemampuan dalam memahami karakteristik daerah serta memiliki para ahli dari berbagai disiplin ilmu.

Ia menjelaskan upaya transformasi sosial dengan melakukan pendidikan berkualitas yang merata, antara lain, kualitas pengajaran dan pembelajaran melalui penguatan kurikulum adaptif dan sistem asesmen komprehensif.

Lalu, penguatan pembelajaran berbasis digital, pemerataan akses pendidikan dengan percepatan wajib belajar 13 tahun (1 tahun prasekolah dan 12 tahun pendidikan dasar menengah), hingga partisipasi pendidikan tinggi dan lulusan STEAM (science, technology, engineering, art, and math)

Baca juga: Artikel- Kisah para pengawal perbatasan RI-Timor Leste

Kemudian, peningkatan kualitas dan distribusi guru dan dosen melalui reformasi pendidikan keguruan, restrukturisasi kewenangan pengelolaan guru, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan melalui penguatan kebijakan kurikulum inklusif dan moderat, dan revitalisasi pendidikan nonformal.

Baca juga: Artikel - Kala TNI menyiapkan SDM unggul di tepian negeri

Apa yang sedang dijalani anak-anak kecil di perbatasan NTT-Timor Leste itu, kiranya, dapat menjadi lilin-lilin kecil yang menjadi penerang  dalam perjalanan bangsa menuju Indonesia Emas.








 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Lilin-lilin kecil dari perbatasan Indonesia-Timor Leste