Artikel - Mengukir bersama masa depan damai lewat masyarakat inklusif

id Masyarakat inklusif,pancasila,literasi keagamaan,persatuan,keadilan Oleh Lifia Mawaddah Putri

Artikel - Mengukir bersama masa depan damai lewat masyarakat inklusif

Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia Budi Santoso Tanuwibowo saat dijumpai di Sekretariat Matakin, Jakarta Utara, Sabtu (30/12/2023) ANTARA/Lifia Mawaddah Putri

Saya percaya dengan apa yang dikatakan oleh Konghucu sendiri. Dimana ada keadilan, dimana ada kesetaraan, maka disitulah persatuan hadir...

Menjelang pergantian tahun menuju 2024, Budi berharap setiap pemuka agama bisa memberikan pemahaman yang baik kepada umatnya tanpa nafsu untuk menjadi yang paling benar. Sebab agama untuk manusia, bukanlah sebaliknya.

Dengan mengingatkan kebaikan-kebaikan kepada umat, hal itu dapat menciptakan umat yang berkualitas. Tentunya, umat yang berkualitas juga akan secara otomatis menciptakan masyarakat yang lebih damai, dan bisa menerima perbedaan.

Baca juga: Artikel - Menghilangkan rasa dahaga di Malaka

Tak hanya itu, Budi juga berharap agar pemerintah harus menjadikan adil sebagai prioritas, serta bersama-sama memperbaiki pendidikan yang tak hanya keterampilan tetapi juga budi pekerti pada masyarakat.

Baca juga: Artikel - Beranda Indonesia itu bernama PLBN Jagoi Babang

Seperti dalam lagu kebangsaan bangsa. Untuk menciptakan masyarakat inklusif, perlu bangun jiwanya terlebih dulu barulah raganya. Artinya, para pemimpin dan masyarakat harus bersama-sama mencerdaskan bangsa, agar memiliki jiwa yang baik.

Baca juga: Kaleidoskop-Menyambut Indonesia Emas melalui Kurikulum Merdeka


 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mengukir bersama masa depan damai lewat masyarakat inklusif