Moskow (ANTARA) - Seorang pejabat pemerintah Niger dalam masa transisi mengharapkan Amerika Serikat menyampaikan rencana negara adidaya itu untuk menarik pasukan, setelah negara Afrika barat itu mengakhiri perjanjian militer dengan Kantor Kementerian Pertahanan AS, Pentagon.
Sumber yang tidak disebutkan namanya itu mengemukakan hal tersebut kepada Sputnik pada Selasa, (19/3/2024).
Sebelumnya, juru bicara militer Niger Amadou Abdramane pada Sabtu (16/3) mengatakan Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air (CNSP) segera memutuskan perjanjian yang mengizinkan personel militer AS dan pegawai sipil Pentagon untuk beroperasi di wilayah Niger.
Sumber tersebut mengatakan pula bahwa keputusan itu diambil demi kepentingan rakyat Niger.
“Sekarang Amerika perlu menyampaikan rencana keberangkatan mereka kepada pemerintah (Niger), karena ini adalah pasukan mereka. Hanya mereka yang tahu apa yang mereka miliki di sini, sedangkan Niger tidak,” kata sumber itu.
Sumber pemerintah Niger mengatakan kepada Sputnik bahwa pemutusan perjanjian tersebut oleh pemerintah militer Niger, yang melakukan kudeta pada Juli lalu, secara efektif telah melarang angkatan bersenjata AS bergerak di seluruh negeri atau mengadakan latihan militer.
Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam suratnya kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS di awal Desember bahwa sekitar 648 personel militer AS masih bertugas di Niger.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Junta Niger batalkan kerjasama militer dengan AS
Baca juga: Petinggi militer Niger perintahkan unit-unit militer siaga penuh
Baca juga: Militer Niger berikan waktu 48 jam kepada utusan Jerman, AS, Nigeria untuk pergi
Baca juga: Delegasi pemimpin agama Nigeria temui junta militer Niger
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Niger harapkan adanya kejelasan mengenai rencana penarikan pasukan AS
Niger harapkan kejelasan soal rencana penarikan pasukan AS
...Sekarang Amerika perlu menyampaikan rencana keberangkatan mereka kepada pemerintah (Niger), karena ini adalah pasukan mereka. Hanya mereka yang tahu apa yang mereka miliki di sini, sedangkan Niger tidak, kata sumber itu