Labuan Bajo (ANTARA) - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mempromosikan investasi di kawasan pariwisata terpadu Parapuar Labuan Bajo kepada para peserta Komodo Travel Mart kelima tahun 2024.
"Di Labuan Bajo kami memiliki kawasan Parapuar, kawasan Parapuar ini seluas 400 hektare dan di zona pertamanya yang sudah clean and clear tanahnya dan sudah berstatus HPL (Hak Pengelolaan Lahan) kurang lebih 129 hektare," kata Angela, di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, (7/6/2024).
Ia menjelaskan kawasan pariwisata terpadu Parapuar Labuan Bajo merupakan lahan yang dikelola oleh Badan Pengelola Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) untuk meningkatkan sektor pariwisata di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
"Ada skema-skema yang pemerintah dorong untuk meningkatkan pariwisata di lima DPSP, skema itu adalah kita buat wilayah khusus atau melalui KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) atau melalui wilayah yang dikelola badan otorita," ujarnya pula.
Dia juga memperkenalkan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh, agar peserta kegiatan yang ingin berinvestasi dapat menghubungi pihak BPOLBF.
"Kalau ada yang berminat, saya undang Pak Frans untuk berdiri, beliau punya semua informasinya," katanya pula.
Plt Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh menegaskan kepada seluruh pihak yang ingin berinvestasi di kawasan pariwisata terpadu Parapuar Labuan Bajo tidak perlu ragu terkait kepastian lahan.
"Ada 400 hektare lahan yang dikuasakan melalui HPL dan ada skema 129 hektare sudah clean and clear, jadi besok lusa bisa datang sebagai investor dan ada lahan yang kita bisa kelola," katanya.
Ia menambahkan kepastian lahan menjadi jaminan, sehingga para investor dapat membangun dan mengembangkan kawasan pariwisata terpadu Parapuar Labuan Bajo.
"Clear and clear lahan itu ada untuk security atau kenyamanan dari investor," kata dia.
Dalam pengembangan kawasan itu, ujar dia, pihaknya membuka peluang kerja sama bagi para investor untuk berinvestasi baik investor asing, nasional, maupun investor lokal dengan tujuan yang sama yakni mengembangkan kawasan pariwisata yang berkelanjutan dan berbudaya.
"Kami ingin kelestarian lingkungan, poin kami keseimbangan antara ekologi, sosial, budaya dan ekonomi benar-benar harus hadir di Labuan Bajo sebagai destinasi hari ini dan destinasi hari depan," katanya.
Sebelumnya, Frans Teguh menjelaskan hingga saat ini ada dua investor yang telah berkomitmen menanamkan modal di lahan otorita Parapuar Labuan Bajo, senilai 16.2 juta dolar AS yaitu Dusit Internasional dan Eiger Indonesia.
Baca juga: Wamenparekraf puji destinasi pariwisata di NTT
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wamenparekraf promosikan investasi di Parapuar Labuan Bajo NTT