Artikel - Meneladani perjuangan Infirmus Abi menjaga alam untuk masa depan

id Infirmus Abi,Kalpataru,Desa Benlutu,Hari Lingkungan Hidup Sedunia,Artikel lingkungan Oleh Kornelis Kaha

Artikel - Meneladani perjuangan Infirmus Abi menjaga alam untuk masa depan

Infirmus Abi berpose saat menerima penghargaan Anugerah Kalpataru 2024 di Jakarta. ANTARA/Dok. Pribadi

Saya disebut gila oleh keluarga dan juga tetangga saya karena hanya air setiap hari," ucap Infirmus Abi saat memulai kisahnya...
Saat dirinya masih berada di bangku sekolah menengah pertama (SMP), sekitar tahun 1982, ayahnya sering mengajak dirinya ke kebun yang lokasinya hanya beberapa meter dari lokasi mata air.

Ia menyaksikan area kebun milik orang tuanya itu berada di ketinggian yang sangat tandus karena minim air. Setelah itu, kurang lebih 3 tahun kemudian, Infirmus Abi meminta ayahnya untuk tidak berkebun lagi di lokasi dekat sumber mata air itu, melainkan pindah ke lokasi lain.

Ia mulai menghijaukan lokasi kebun lama itu dengan menanam banyak pohon untuk bisa menjaga sumber air yang telah ada sejak nenek moyang mereka.

Atas inisiatifnya, keluarga bersepakat untuk tidak lagi berkebun dan bertani di lahan yang terdapat mata air, lalu mulai menanam jenis pohon pelindung, tanaman produktif, sirih, buah, pinang, kemiri, lamtoro, dan anakan bambu.

Dia kemudian mendapatkan bantuan 250 anakan pohon pinang ditanam di lokasi mata air tersebut, sehingga lokasi tersebut dipenuhi pohon pinang. Dia kemudian juga mencari anakan pohon yang batangnya besar dan banyak ranting daunnya, sehingga daerah sekitar tampak gelap walaupun di siang hari.

Kini, sumber mata air di dusun tersebut semakin melimpah. Saking melimpahnya, Infirmus mendapatkan bantuan satu lagi pompa hidran dari TNI AD.

Infirmus yang hanya lulus sekolah melalui paket C itu juga bisa merakit sendiri pompa hidran, sehingga kini sudah ada tujuh pompa hidran di lokasi mata air tersebut.

Mata air yang ada kini tidak hanya digunakan untuk 190-an kepala keluarga di dusun tersebut, namun juga sudah disebar ke kurang lebih dua dusun lainnya yang tidak jauh dari Dusun Lalip.

Keluarga dan tetangganya kini percaya dengan usaha yang dilakukannya, namun cap kegilaan pada Infirmus Abi masih belum terhapus, yakni gila dalam menghadirkan air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dusun tersebut.

Selain kelimpahan air, dia dan keluarga kini juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari hasil panen buah pinang yang sudah dia tanam dari beberapa tahun lalu.

Bagi dia, jika mengerjakan sesuatu dilakukan tanpa harus memikirkan imbalan atau apapun dan ikhlas,  suatu saat Tuhan pasti akan membalasnya.
Bonifasius, warga Dusun Lalip, mengakui kerja keras Infirmus Abi yang hasilnya terlihat saat ini. Dia mengaku melihat sendiri bagaimana perjuangan bapak empat anak itu harus turun naik mata air untuk membuat bak air dan memasang pipa air sendirian, tanpa ada yang mau membantu.

Awalnya, dia mengaku tidak yakin dengan usaha Infirmus Abi, tetapi setelah dia kerja sendirian dan hasilnya ada, barulah dia dan warga lainnya sadar akan makna perjuangan itu.

Baca juga: Artikel - Menumbuhkan budaya cinta lingkungan di kalangan anak-anak

Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mengajak masyarakat untuk terus menghargai perjuangan Infirmus Abi dengan ikut menjaga alam dan lingkungan sekitar.

Baca juga: Artikel - Menghargai masa lalu, menggenggam masa depan

Penghargaan yang didapat oleh Infirmus Abi hendaknya menjadi motivasi bagi semua masyarakat bahwa menjaga lingkungan dan alam bisa dilakukan oleh semua orang, tidak hanya pemerintah.








 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: “Kegialaan” Infirmus Abi menjaga alam untuk masa depan anak cucuBaca juga: Artikel - Menghargai masa lalu, menggenggam masa depan