"Jadi kalau kemudian enggak berlanjut, pasti akan menimbulkan pertanyaan. Dampaknya banyak, bahkan mengikis kepercayaan masyarakat pada program yang sudah kita rancang sedemikian rupa. Kita selesaikan secara utuh. Kalau ada program baru, program yang ini kita selesaikan sampai tuntas maka kemudian kita mulai program baru,” kata Gus Halim menambahkan.
Hal senada juga disampaikan oleh pihak IFAD. Mereka menilai program yang sudah dilaksanakan selama lima tahun terakhir bernilai penting untuk dilanjutkan dengan sumber daya manusia (SDM) yang semakin terlatih serta konsep yang lebih matang dari sebelumnya.
“Saya sangat setuju dengan analisa bapak. Karena ini adalah program besar, program yang memberikan banyak insight untuk masyarakat jadi kalau tidak berlanjut justru akan menimbulkan masalah di kemudian hari," kata Direktur Asia-Pasific IFAD Rihanna.
Sebagai informasi, kerja sama antara Kemendes PDTT dan IFAD akan berakhir pada akhir 2024, seiring dengan pergantian masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Meskipun demikian, Gus Halim menjamin transisi pemerintahan tidak akan mengganggu keberlanjutan program yang sudah membantu banyak masyarakat di Indonesia Timur tersebut.
“Meski ada transisi pemerintahan, kita jamin program IFAD akan jalan terus dan program IFAD ini termasuk salah satu hal yang sangat kita rekomendasikan di antara-program-program penting lainnya. Ini harus dilanjutkan siapapun menteri yang akan melanjutkan posisi saya,” kata dia.
Baca juga: Dana Desa mampu tumbuhkan desa mandiri jadi 11.456 desa, kata Wamendes
Baca juga: Kemendes bilang Inovasi yang dapat dilakukan BUMDes tak hanya soal teknologi
Baca juga: Mendes bilang penguatan literasi dorong percepatan pembangunan desa
Baca juga: Kemendes sebut desa sangat tertinggal turun jadi 4.850 desa
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendes-IFAD sepakat lanjutkan pendampingan desa di Indonesia Timur