Jakarta (ANTARA) -
Powell menyatakan bahwa perkembangan disinflasi di AS membaik dari tahun sebelumnya, terutama karena pelonggaran pasar tenaga kerja. Powell bahkan mengatakan bahwa Fed berpotensi memangkas FFR pada rapat FOMC September jika data-data ekonomi AS terus sejalan dengan ekspektasi Fed.
Powell mengindikasikan bahwa The Fed mempertimbangkan untuk mempertahankan FFR atau memangkasnya lebih dari satu kali pada tahun ini, tergantung pada perkembangan tingkat inflasi dan pasar tenaga kerja di AS di masa depan.
Pernyataannya dianggap lebih dovish dibandingkan dengan pertemuan FOMC sebelumnya, yang menegaskan tingginya peluang pemangkasan suku bunga pada September 2024.
Selain itu, indikator pasar tenaga kerja terbaru termasuk laporan perubahan tenaga kerja ADP dan biaya tenaga kerja pada kuartal II-2024 menunjukkan perlambatan pasar tenaga kerja. Akibatnya, sentimen risk-on membaik di pasar keuangan, menurunkan Indeks Dolar AS dan imbal hasil US Treasury.
Di sisi lain, Bank Sentral Jepang (BoJ) menyatakan bahwa ekonomi Jepang kemungkinan akan terus tumbuh dalam laju yang moderat, berimplikasi pada optimisme BoJ terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Jepang.
Pernyataan BoJ meningkatkan kepercayaan terkait prospek pemulihan ekonomi Asia sehingga mendorong sentimen risk-on di pasar keuangan.
Josua memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp16.175 per dolar AS sampai dengan Rp16.275 per dolar AS hari ini.
Baca juga: Nilai tukar Rupiah Kamis ditutup merosot
Baca juga: Kurs Rupiah pada perdagangan Kamis ditutup merosot
Baca juga: Pengamat bilang penguatan indeks saham bisa menahan pelemahan rupiah
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah tergelincir jelang pengumuman inflasi domestik Juli 2024