Pelaku wisata nilai wajar jika pariwisata Manggarai Barat lesu

id Labuan Bajo

Pelaku wisata nilai wajar jika pariwisata Manggarai Barat lesu

Wakil Bupati Manggarai Barat Maria Geong. (ANTARA Foto/dok).

"Pariwisata Manggarai Barat sekarang memang lagi lesu tapi itu wajar karena low season (musim sepi), dan biasanya bangkit dan bergairah kembali pada April," kata Leonardus Nyoman.
Kupang (ANTARA) - Para pelaku wisata di Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat di Pulau Flores, NTT menilai wajar jika sektor pariwisata di Manggarai Barat dalam dua bulan ini mengalami kelesuan akibat musim sepi (low season).

"Pariwisata Manggarai Barat sekarang memang lagi lesu tapi itu wajar karena low season (musim sepi), dan biasanya bangkit dan bergairah kembali pada April," kata Leonardus Nyoman, pemilik operator tur PT Flores Exotic Tour dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (27/2).

Ia mengatakan hal itu menanggapi kondisi pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat yang dinilai lesu selama Januari-Februari 2019 ini.

Sebelumnya, Wakil Bupati Manggarai Barat Maria Geong mengatakan bahwa pariwisata di daerah itu tampak sangat lesu dalam dua bulan ini.

Menurutnya, terjadinya penundaan penerbangan menuju Labuan Bajo menjadi salah satu penyumbang lesunya pariwisata di daerah yang memiliki destinasi unggulan Taman Nasional Komodo itu.

Leonardus menilai, lesunya pariwisata ini merupakan kondisi yang wajar terjadi karena berlangsungnya musim sepi sehingga aktivitas kunjungan wisatawan menjadi sangat sepi.

Ia mengatakan, kondisi ini juga tampak dari sepinya pemesanan paket tur wisata yang dialaminya di Januari 2019. "Pada Januari 2018 lalu, ada 4 paket tur Flores yang kami layani, tapi dalam tahun ini tidak ada sama sekali," katannya.

Baca juga: Pariwisata lesu akibat mahalnya tarif pesawat

Ia menambahkan, biasanya para pelaku wisata memanfaatkan masa sepi kunjungan seperti ini untuk mempersiapkan penjualan paket tur pada musim liburan yang berlangsung Juli-Agustus.

Sejalan dengan itu, pemilik operator tur PT Panorama Tour yang beroperasi di Labuan Bajo, Andre, menilai sepinya kunjungan wisatawan di Labuan Bajo dua bulan ini merupakan kondisi yang wajar akibat musim sepi.

Menurutnya, kondisi cuaca ekstrim menjadi salah satu penyebab kurangnya permintaan paket tur untuk berwisata ke Labuan Bajo yang terkenal dengan keelokan alamnya yang indah serta Taman Nasional Komodo.

"Dari akhir 2018 sampai awal 2019 itu masih musim hujan disertai angin kencang, cuaca tidak menentu sehingga permintaan tur juga makin sedikit dan bahkan tidak ada sama sekali," katanya.

Menurut Andre, kondisi ini menjadi trend yang terjadi setiap tahun sehingga banyak pelaku wisata atau agen-agen perjalanan lebih memilih tidak menjual paket wisatanya.

"Karena kita tidak mau ambil risiko, kalau tamu sudah di Labuan Bajo dan tiba-tiba ada larangan pelayaran akibat cuaca buruk sehingga tidak bisa ke Taman Nasional Komodo maka akan merugikan," katanya.

Baca juga: Pariwisata Manggarai Barat saat ini sangat lesu