Penyaluran kredit perbankan di NTT mencapai Rp29,2 triliun

id OJK

Penyaluran kredit perbankan di NTT mencapai Rp29,2 triliun

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Robert Sianipar (tengah) saat memberikan pembekalan dalam kegiatan pelatihan bagi lebih dari 20 jurnalis NTT di Waingapu, Ibu Kota Kabupaten Sumba Timur, Kamis (28/2). (ANTARA Foto/Asis Lewokeda).

OJK Provinsi NTT mencatat nilai penyaluran kredit dari pihak perbankan untuk masyarakat di provinsi setempat hingga saat ini sudah mencapai Rp29,2 triliun.

Kupang (ANTARA NTT) - Otoritas Jasa Keungan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat nilai penyaluran kredit dari pihak perbankan untuk masyarakat di provinsi setempat hingga saat ini sudah mencapai Rp29,2 triliun.

"Jumlah kredit yang disalurkan di NTT ini naik 13,4 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan kredit secara nasional sebesar 11,8 persen," kata Kepala OJK NTT Robert Sianipar di Kupang, Senin (4/3).

Ia mengatakan nilai kredit yang disalurkan ini lebih besar dari dana pihak ketiga yang dihimpun pihak perbankan di antaranya berupa giro, tabungan, dan deposito, yang tercatat mencapai sebesar Rp25,6 triliun.

Menurutnya, meskipun dana pihak ketiga yang dihimpun lebih kecil, pihak perbankan juga menggunakan dana untuk penyaluran kredit yang bersumber dari transfer antarkantor.

"Jadi ada cabang kantor bank di daerah tertentu yang cenderung kuat di pendanaan (funding) sehingga melakukan penyaluran dana antarkantor seperti dari luar masuk ke NTT," katanya.

Robert menjelaskan sektor ekonomi paling besar yang memanfaatkan penyaluran kredit yaitu untuk kepemilikan peralatan rumah tangga dan termasuk pinjaman multiguna.

Baca juga: Kredit macet di NTT di bawah lima persen

Menurutnya, pemanfaatan penyaluran kredit ini searah dengan pergerakan ekonomi di provinsi setempat yang diarahkan untuk pembangunan sektor pariwisata, selain pertanian dan peternakan.

"Sementara itu untuk sebaran paling tinggi penyaluran kredit ini terbesar pertama di Kota Kupang dan menyusul di Kabupaten Belu," katanya.

Ia menjelaskan penyaluran kredit yang berkembang cukup signifikan di Kabupaten Belu ini didukung oleh jumlah bank di daerah itu yang lebih lengkap dibandingkan kabupaten lainnya.

"Ini menarik karena berarti pembukaan jaringan kantor bank akan mendorong pertumbuhan kredit seperti fakta yang terjadi di Belu ini," katanya.

Karena itu, ke depan pihaknya akan mendorong perbankan untuk membuka jaringan kantor cabangnya ke daerah-daerah di provinsi berbasis kepulauan ini sehingga bisa mendorong perekonomian masyarakat.

Baca juga: Penyaluran kredit konsumsi di NTT Rp15,93 triliun
Baca juga: Kredit UMKM Bermasalah di NTT 3,67 Persen