Penyaluran kredit konsumsi di NTT Rp15,93 triliun

id BI

Penyaluran kredit konsumsi di NTT Rp15,93 triliun

Analis BI Kantor Perwakilan Provinsi NTT Petrus Endria Effendhi

Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat, kredit konsumsi yang disalurkan perbankan setempat sampai dengan triwulan 1V 2017 mencapai sebesar RP15,93 triliun.

Kupang (AntaraNews NTT) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat, kredit konsumsi yang disalurkan perbankan setempat sampai dengan triwulan 1V 2017 mencapai sebesar RP15,93 triliun.

Analis BI Kantor Perwakilan Provinsi NTT Petrus Endria Effendhi, di Kupang, Selasa, mengemukakan penyaluran kredit konsumsi itu tumbuh sebesar 13,29 persen secara year on year (yoy).

Pertumbuhan ini meningkat dibandingkan triwulan III 2017 maupun perode sebelumnya, masing-masing 11,23 persen yoy dan 12,24 persen yoy. Kondisi ini sejalan dengan akselerasi konsumsi pada triwulan IV 2017 yang tumbuh sebesar 4,10 persen yoy.

Konsumsi masyarakat pada triwulan IV ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,46 persen, maupun periode yang sama di 2016 sebesar 1,94 persen.

Peningkatan pertumbuhan konsumsi terutama disumbangkan dari konsumsi rumah tangga sebesar 68 persen terhadap total konsumsi yang tumbuh sebesar 3,88 persen secara yoy.

Baca juga: Konsumsi pendorong utama pertumbuhan ekonomi NTT
Baca juga: Perekonomian NTT diperkirakan tumbuh 5,60 persen

Kepala Kantor BI Perwakilan Nusa Tenggara Timur Naek Tigor Sinaga

Menurutnya, kecenderungan pendanaan konsumsi masyarakat di provinsi ini melalui utang kepada bank yang ditunjukkan dengan indeks pengahasilan konsumen saat ini yang menurun.

Survei konsumen BI menunjukkan bahwa indeks penghasilan konsumen menurun menjadi 137,17 dari triwulan sebelumnya 138,67 di tengah pertumbuhan kredit konsumsi yang meningkat, katanya.

Artinya, lanjut Effendhi, di tengah penghasilan konsumen yang sedikit menurun, pendanaan konsumsi melalui utang kepada bank menjadi pilihan masyarakat di provinsi berbasikan kepulauan ini. "Ini dilandasi keyakinan dan ekspektasi konsumen yang masih terjaga cukup tinggi," katanya.