Kupang, NTT (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur (BNNP NTT) menggelar pemetaan potensi sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) terhadap kawasan intervensi rawan narkoba yaitu Kelurahan Fatululi Kota Kupang.
“Pemetaan potensi masyarakat (SDM) dan kawasan (SDA) ini sebagai rangkaian dari upaya intervensi kawasan rawan Kelurahan Fatululi yang nantinya ditindaklanjuti dengan pembentukan kelurahan bersih dari narkoba (bersinar) dan pemberdayaan alternatif,” kata Koordinator Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP NTT Lia Novika Ulya di Kupang, Selasa.
Pemetaan potensi dilaksanakan dalam sesi presentasi/pemaparan materi dan grup diskusi terfokus bersama stakeholder yang mewakili pemerintah daerah, perangkat daerah terkait, pihak kecamatan, perangkat kelurahan, tokoh masyarakat, dan pelaku usaha di Kelurahan Fatululi.
Tercatat Kelurahan Fatululi menjadi salah satu dari empat kawasan dengan kategori bahaya narkoba di Provinsi NTT seturut survei Indeks Kawasan Rawan Narkoba (IKRN) tahun 2024.
“Mengingat kompleksnya permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, maka upaya penanganan kawasan tidak dapat hanya dilakukan oleh BNN tetapi mesti melibatkan banyak pihak terkait,” kata Lia.
Ia menjelaskan forum tersebut dimaksudkan untuk menggali data dan informasi dengan berbasis analisis SWOT pada masyarakat, stakeholder, dan potensi alam.
“Hasil dari identifikasi ini menjadi opsi life skill yang akan kita bina melalui program pemberdayaan alternatif di Kelurahan Fatululi,” katanya.
Hal ini bermanfaat, kata dia, karena salah satu tujuan BNN untuk meningkatkan potensi kewirausahaan masyarakat khususnya di wilayah Fatululi supaya bisa mandiri agar tidak tertarik pada ajakan bisnis narkoba.
Selain itu, sebagai rangkaian dari kegiatan pemberdayaan alternatif pihaknya akan melakukan edukasi pada masyarakat melalui upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).
“Wawasan masyarakat terhadap upaya P4GN masih tergolong minim, karena itu kami akan melakukan edukasi secara masif baik melalui media atau sosialisasi langsung,” katanya.
Ia mengatakan bahwa lanjutan dari forum ini adalah rapat koordinasi untuk menetapkan satu opsi kewirausahaan dan menentukan peserta pembinaan alternatif dari wilayah di Kelurahan Fatululi.
“Kami juga akan melibatkan mantan penyalahguna narkoba untuk menjadi penggerak dalam kelompok pembinaan alternatif ini,” katanya.
Pihaknya berharap serangkaian kegiatan pemberdayaan alternatif ini bisa menurunkan tingkat kerawanan narkoba di Kelurahan Fatululi yang masih tergolong bahaya sekaligus meningkatkan produktivitas dan kemandirian masyarakat setempat sehingga terhindar dari ajakan bisnis narkoba.