Kupang (ANTARA) - Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang Prof Maxs Sanam mengatakan pihaknya berinisiatif untuk mendirikan pusat Bahasa Jepang di kampus tersebut, sebagai bentuk dukungan kepada mahasiswa yang ingin berkarier di Jepang.
“Hal ini sebagai bentuk bentuk kesiapan institusi dalam mendukung mahasiswa yang ingin melanjutkan studi atau berkarier di Jepang,” katanya saat dihubungi dari Kupang, Minggu.
Hal itu disampaikannya ketika dikonfirmasi terkait kedatangan Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang di Undana yang dipimpin oleh Miyawaka Katsutoshi pada Rabu (4/6).
Dia menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sudah mulai dengan mendirikan pusat bahasa Mandarin di Undana.
“Kami sudah memulai dengan Pusat Bahasa Mandarin, dan kami ingin menambah pusat bahasa Jepang sebagai jembatan persiapan akademik dan kultural bagi mahasiswa,” tambah dia.
Menurut Maxs, kunjungan itu dinilai sebagai langkah awal yang sangat positif dalam membangun fondasi kerja sama konkret antara Undana dan Pemerintah Jepang.
Kedua pihak menyepakati pentingnya melanjutkan dialog dan menjajaki peluang-peluang kolaboratif, baik dalam bentuk pertukaran pelajar, pengiriman dosen, pelatihan tenaga kerja, hingga kerja sama riset dan inovasi.
Sementara itu, Miyawaka Katsutoshi dalam keterangan yang diterima di Kupang, mengaku senang karena ini merupakan kunjungan pertamanya ke Undana Kupang.
“Ini adalah kunjungan pertama saya ke Universitas Nusa Cendana. Saya ingin belajar dan memahami kondisi di sini agar bisa mengidentifikasi bentuk kerja sama yang bisa kita bangun bersama ke depan,” ujar Miyawaka.
Ia juga menegaskan bahwa kualitas pendidikan adalah fondasi utama bagi kemajuan suatu bangsa, dan Jepang memiliki komitmen kuat untuk mendukung peningkatan SDM Indonesia, termasuk di wilayah timur seperti Nusa Tenggara Timur.
Konjen Miyawaka mengungkapkan harapannya agar mahasiswa Undana dapat memanfaatkan berbagai peluang untuk mengembangkan diri secara global, baik melalui jalur pendidikan maupun pertukaran mahasiswa ke Jepang.
Hal tersebut selaras dengan semangat Pemerintah Jepang dalam memperluas akses bagi mahasiswa Indonesia, khususnya dari daerah luar Jawa.