Ekonomi NTT terus bertumbuh

id BI

Ekonomi NTT terus bertumbuh

Kepala DJPb NTT, Lydia Christyana (kanan) memberikan cinderamata kepada Deputi BI NTT, Syahrial Muhammad di Kupang. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Surat Utang Negara atau SBR 006 merupakan langkah pemerintah dalam memperluas basis investor domestik.
Kupang (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) menilai Nusa Tenggara Timur terus mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi dan memiliki potensi yang cukup besar untuk ikut berinvestasi dan berkontribusi dalam instrumen Surat Utang Negara Saving Bond Ritel (SBR) 006.

"Kami melihat bahwa provinsi ini terus mengalami peningkatan ekonomi dan ini tentu potensinya cukup besar untuk ikut berkontribusi dalam SBR 006," kata Kepala DJPb NTT Lydia Christyana saat sosialisasi dan edukasi Surat Utang Negara (SUN) Ritel di Kupang, Rabu (10/4).

Menurut dia, Surat Utang Negara atau SBR 006 merupakan langkah pemerintah dalam memperluas basis investor domestik.

Diupayakan pula agar penerbitan SBR 006 sebagai salah satu instrumen pembiayaan negara yang ditawarkan pada individu atau perseorangan warga Indonesia.

"Saat ini banyak yang sudah mulai berkontribusi dalam instrumen SBR 006 ini, Bahkan beberapa mahasiswa juga sudah terlibat langsung," ujarnya. 

Sementara itu Deputi BI NTT, Syahrial Muhammad mengatakan dalam pembangunan ekonomi, SBR menjadi salah satu sumber pembiayaan selain pajak dan retribusi.

Baca juga: BI dorong pelaku UMKM NTT akses pasar digital

Sehingga seluruh elemen masyarakat perlu ikut serta berpartisipasi dalam pembiayaan pembangunan ekonomi melalui SBR seri 006 itu.

Menurut dia pembangunan ekonomi di Indonesia menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu kata Syahrial BI mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat langsung.

"BI bersama pemerintah melalui DJPb mengajak partisipasi seluruh elemen masyarakat untuk ikut serta dalam pembiayaan pembangunan ekonomi melalui SBR 006,”  ujar dia.

Ia menambahkan Surat utang SBR 006 sudah mulai ditawarkan sejak tanggal 1 April 2019 dan akan berakhir pada 16 April 2019 dan dijual seluruh bank sebagai mitra distribusi dengan nilai minimal Rp1 juta hingga maksimal Rp3 miliar perorang dengan penawaran suku bunga sebesar 7,95 persen pertahun.

Baca juga: Untuk sosialisasi pasar digital, BI NTT gandeng Bukalapak
Baca juga: BI NTT kembangkan pemasaran tenun ikat secara digital