"Di Kabupaten Kupang sejumlah petani justru sudah mulai panen cabai. Tetapi kalau di pasar tradisional memang tinggi harganya padahal kami petani cabai tidak meraup keuntungan," kata Nela Tapatab, seorang pedagang cabai di lokasi persawahan Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Kamis.
Ia mengaku sejumlah petani cabai di Kabupaten Kupang, tidak menikmati harga cabai di pasar tradisional yang berkisar Rp70.000-Rp120.000/kg.
Nela mengaku membeli cabai dengan harga Rp37.500, ia hanya mampu meraup keuntungan sebesar Rp5.000 hingga Rp10.000/kg.
Ia menjual cabai tersebut dengan cara dimasukan ke dalam satu plastik kecil kemudian dijual dengan harga Rp5.000 hingga Rp10.000 sesuai ukuran.
"Kalau pedagang kecil seperti saya ini tidak terlalu besar meraup keuntungan. Kalau banyak untungnya adalah pedagang-pedagang besar yang sering jual di pasar-pasar tradisional," tambahnya.
Sementara itu harga cabai di sejumlah pasar tradisional dan modern dalam Kota Kupang dan sekitarnya mulai bergerak turun dari Rp120.000 per kilogram menjadi Rp90.000 hingga Rp80.000/kg setelah operasi pasar dari Bulog dan instansi teknis terkait sejak 25 Januari lalu.
Penurunan harga cabai tersebut sudah terjadi sebanyak tiga kali, meskipun tidak drastis tetapi perlahan-lahan mulai pertengahan Januari 2017 harga cabai masih dijual Rp120.000 per kg kemudian turun menjadi Rp100.000 per kg, dan kini turun lagi menjadi Rp90.000-Rp80.000/kg.
Komoditas cabai terutama jenis merah kecil sebelumnya di sejumlah pasar modern dan tradisional dalam Kota Kupang dan sekitarnya hingga pekan pertama dan kedua Januari masih bertahan dengan harga Rp120.000/kg.
Mulai pekan ketiga Januari, komoditas tersebut mulai menunjukkan adanya penurunan harga yakni dari Rp120.000/kg menjadi Rp100.000/kg, sedang cabai merah keriting dilepas dengan harga Rp90.000 hingga Rp80.000/kg dari sebelumnya Rp110.000/kg.
